• News

Kementrans Kirim 1000 Doktor hingga Magister ke Kawasan Transmigrasi

M. Habib Saifullah | Selasa, 09/09/2025 11:15 WIB
Kementrans Kirim 1000 Doktor hingga Magister ke Kawasan Transmigrasi Wakil Menteri Transmigrasi (Wamentrans) Viva Yoga Mauladi (Foto: Humas Kementrans)

JAKARTA - Kementerian Transmigrasi (Kementrans) akan mengirim transmigran dengan kualifikasi bagus ke kawasan transmigrasi, guna mempercepat pertumbuhan dan memajukan produk unggulan lokal.

"Mereka transmigran berpendidikan S2 dan S3 sebanyak 1.000 orang," kata Wakil Menteri Transmigrasi (Wamentrans) Viva Yoga Mauladi, di Jakarta, Senin (8/9/2025).

Viva Yoga mengatakan, transmigran diambil dari berbagai perguruan tinggi seperti UGM, ITB, UI, IPB, Unpad, Undip, ITS, dan beberapa perguruan tinggi di daerah melalui beasiswa Transmigrasi Patriot.

"Setelah lulus Program S2 dan S3 di berbagai perguruan tinggi dalam negeri dan luar negeri, selanjutnya mereka akan dikirim ke berbagai kawasan transmigrasi," kata dia.

"Selama beberapa tahun mereka akan menetap di sana untuk mengembangkan kawasan tersebut dalam segala potensi, baik ekonomi, budaya, dan sosial," dia menambahkan.

Sebelum meluncurkan Program Transmigrasi Patriot Tahun 2026, Kementrans juga mengirim Tim Ekspedisi Patriot sebanyak 2.000 Peneliti, yang terdiri terdiri dari 42 guru besar, 358 doktor, 846 sarjana dan magister, dan 754 mahasiswa.

"Mereka disebar ke 154 kawasan transmigrasi di seluruh Indonesia," kata Viva Yoga.

"Di sana mereka melakukan penelitian dan riset berbagai potensi yang ada di kawasan," ujar dia.

Nantinya Hasil riset dan penelitian dari para peneliti yang dilepas pada Agustus hingga berakhir pada Desember 2025 itu akan dijadikan rekomendasi bagi transmigran patriot untuk mengembangkan kawasan transmigrasi.

"Dari hasil penelitian tim ekspedisi dan direalisasikan oleh transmigran patriot kita harap kawasan transmigrasi menjadi kawasan yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang eskalatif, cepat, kompetitif, dan bisa mengembangkan potensi produk lokal yang berorientasi ekspor," kata dia.

Sebagai informasi, saat ini Kementrans memiliki paradigma baru. Dulu transmigrasi dilakukan secara sentralistik dan top down. Saat ini dilakukan secara desentralistik dan bottom up.

"Pemerintah daerah yang membutuhkan transmigran bisa mengajukan ke Kementerian Transmigrasi selanjutnya akan dihubungkan ke daerah yang mau mengirim transmigran," kata Wamentrans.