JAKARTA - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal setiap tahunnya selalu diisi dengan berbagai tradisi keagamaan di seluruh dunia Islam, termasuk di Indonesia.
Salah satu tradisi yang melekat adalah pembacaan kitab Maulid, yaitu karya sastra keagamaan yang berisi kisah kelahiran, perjalanan hidup, serta pujian kepada Rasulullah SAW.
Kitab-kitab ini bukan hanya menjadi sarana memperingati hari lahir Nabi, tetapi juga medium dakwah untuk menanamkan cinta kepada Rasul.
Seiring perkembangan zaman, pembacaan kitab Maulid tetap bertahan di tengah masyarakat. Bahkan, beberapa kitab tertentu telah menjadi rujukan utama di berbagai majelis, pesantren, hingga perayaan Maulid skala besar.
Berikut Ini Lima Kitab Maulid Paling Masyhur di Indonesia
Kitab Maulid ad-Diba’i
Disusun oleh Al-Hafidz Abdurrahman ad-Diba’i, kitab ini menjadi salah satu yang paling banyak dibaca di Indonesia. Isinya berupa syair dan prosa yang menggambarkan kehidupan Nabi Muhammad SAW sejak lahir hingga wafat.
Kitab Maulid al-Barzanji
Disusun oleh Ja’far al-Barzanji, kitab ini berisi kisah kelahiran Nabi dengan bahasa sastra Arab yang indah. Di Indonesia, Barzanji sangat populer dan kerap dibacakan dalam acara Maulid, akikah, hingga pernikahan.
Kitab Maulid Simtudduror
Karya Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi ini menjadi rujukan utama dalam peringatan Maulid, terutama di kalangan habaib. Gaya bahasanya penuh dengan pujian kepada Nabi dan doa-doa keberkahan.
Kitab Maulid ad-Diba’i al-Kabir
Versi panjang dari Maulid Diba’i ini sering dipakai dalam perayaan besar. Isinya lebih rinci dalam menggambarkan sirah Nabi, dengan tambahan doa dan syair yang menyentuh hati.
Kitab Maulid al-Azab
Meski tidak sepopuler Barzanji atau Simtudduror, kitab ini tetap dibaca di beberapa daerah. Isinya menekankan pada keagungan Rasulullah dan pentingnya meneladani akhlaknya.