JAKARTA - Sosok Nadiem Makarim kembali menjadi menjadi sorotan usai Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkannya sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook.
Pria yang memiliki nama lengkap Nadiem Anwar Makarim merupakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo pada 2019 hingga 2024.
Lahir pada 4 Juli 1984 di Singapura, Nadiem Makarim merupakan putra dari pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri. Namanya melejit usai dirinya mendirikan aplikasi Gojek yang dirilis pada 2010, yang kemudian muncul aplikasi berbasis Android pada 2015.
Nadiem sendiri merupakan putra dari seoang ayah yang dikenal sebagai aktivis dan pengacara terkemuka, sedangkan sang ibu merupakan seorang penulis lepas yang juga merupakan putri dari Hamid Algadir, salah seorang perintis Kemerdekaan Indonesia.
Dalam jenjang akademiknya, Nadiem Makarim menjalani proses pendidikan tingkat SMA yang berpindah-pindah, dari Jakarta dan akhirnya selesai di Singapura. Sehabis itu, ia pun mengambil jurusan Hubungan Internasional di Universitas Brown, Amerika Serikat.
Bahkan Nadiem sempat mengikuti pertukaran pelajar di London School of Economics. Setelah memperoleh gelar sarjana pada tahun 2006, tiga tahun kemudian ia mengambil pascasarjana dan meraih gelar Master of Business Administration di Harvard Business School.
Adapun sepak terjangnya di Pemerintahan dimulai pada era Pemerintahan Presiden Joko Widodo periode kedua, tepatnya pada 23 Oktober 2019, Presiden Joko Widodo menunjuk Nadiem Makarim sebagai Mendikbudristek dalam Kabinet Indonesia Maju.
Ia kemudian juga memimpin kementerian hasil penggabungan, yakni Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Beberapa program penting yang ia dorong di antaranya:
Merdeka Belajar
Konsep pendidikan yang menekankan kreativitas, kebebasan belajar, dan fleksibilitas kurikulum.
Kampus Merdeka
Membuka ruang mahasiswa untuk belajar di luar kampus melalui magang, penelitian, hingga proyek sosial.
Transformasi Digital Pendidikan
Mendorong pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran jarak jauh, terutama saat pandemi COVID-19.
Meski menuai pujian, kebijakannya juga menghadapi kritik, terutama soal implementasi di lapangan dan kesiapan infrastruktur pendidikan di daerah.