Bertemu Xi-Modi, Putin Kecam Negara Barat atas Perluasan NATO ke Timur

Yati Maulana | Senin, 01/09/2025 20:30 WIB
Bertemu Xi-Modi, Putin Kecam Negara Barat atas Perluasan NATO ke Timur PM India Narendra Modi berbincang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping jelang KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai 2025 di Tianjin, Tiongkok, 1 September 2025. Foto via REUTERS

TIANJIN - Presiden Rusia Vladimir Putin, setelah berunding dengan Xi Jinping dari Tiongkok dan Narendra dari India Modi, pada hari Senin, mengatakan bahwa isu perluasan NATO ke arah timur harus ditangani agar perdamaian berkelanjutan di Ukraina dapat terwujud.

Putin memerintahkan puluhan ribu pasukan untuk menginvasi Ukraina pada Februari 2022 setelah delapan tahun pertempuran di Ukraina timur antara separatis yang didukung Rusia dan pasukan Ukraina. Rusia saat ini menguasai kurang dari seperlima wilayah Ukraina.

Ukraina dan negara-negara Eropa Barat menggambarkan invasi tersebut sebagai perampasan tanah brutal ala kekaisaran. Putin menggambarkan perang tersebut sebagai pertempuran dengan Barat yang sedang melemah, yang menurutnya telah mempermalukan Rusia setelah Tembok Berlin runtuh pada tahun 1989 dengan memperluas NATO ke arah timur.

Di sela-sela pertemuan Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di Tianjin, Modi memegang tangan Putin saat mereka berjalan menuju Presiden Tiongkok, Xi. Ketiganya tersenyum saat berbicara, dikelilingi oleh para penerjemah. Berbicara di KTT tersebut, Putin mengatakan Barat telah mencoba membawa Ukraina ke orbit Barat dan kemudian berusaha membujuk bekas republik Soviet itu untuk bergabung dengan aliansi militer NATO yang dipimpin AS.

"Agar penyelesaian Ukraina berkelanjutan dan berjangka panjang, akar penyebab krisis, yang baru saja saya sebutkan dan yang telah berulang kali saya sebutkan sebelumnya, harus dihilangkan," kata Putin.

"Keseimbangan yang adil di bidang keamanan" juga harus dipulihkan, kata Putin, singkatan dari serangkaian tuntutan Rusia tentang keamanan NATO dan Eropa.

Pada KTT Bucharest 2008, para pemimpin NATO sepakat bahwa Ukraina dan Georgia suatu hari nanti akan menjadi anggota. Ukraina pada tahun 2019 mengamandemen konstitusinya yang berkomitmen pada jalur keanggotaan penuh NATO dan Uni Eropa.

Reuters melaporkan pada bulan Mei bahwa syarat-syarat Putin untuk mengakhiri perang mencakup tuntutan agar para pemimpin Barat berjanji secara tertulis untuk menghentikan perluasan NATO ke arah timur dan mencabut sebagian sanksi terhadap Rusia. Putin mengatakan bahwa "kesepahaman" yang dicapainya dengan Presiden AS Donald Trump pada pertemuan puncak di Alaska pada bulan Agustus membuka jalan menuju perdamaian di Ukraina, yang akan dibahasnya dengan para pemimpin yang menghadiri pertemuan puncak regional di Tiongkok.

"Kami sangat menghargai upaya dan proposal dari Tiongkok dan India yang bertujuan untuk memfasilitasi penyelesaian krisis Ukraina," ujar Putin dalam forum tersebut.

"Kesepahaman yang dicapai pada pertemuan Rusia-AS baru-baru ini di Alaska, saya harap, juga berkontribusi terhadap tujuan ini."

Ia mengatakan bahwa ia telah merinci kepada Xi pada hari Minggu pencapaian pembicaraannya dengan Trump dan pekerjaan yang "sudah berlangsung" untuk menyelesaikan konflik tersebut dan akan memberikan detail lebih lanjut dalam pertemuan dua arah dengan pemimpin Tiongkok tersebut dan pihak-pihak lainnya.

Tiongkok dan India sejauh ini merupakan pembeli minyak mentah terbesar dari Rusia, eksportir terbesar kedua di dunia. Trump telah mengenakan tarif tambahan kepada India atas pembelian tersebut, tetapi belum ada tanda-tanda bahwa India maupun Tiongkok akan berhenti membeli minyak Rusia, ekspor utama ekonomi perang Rusia.