JAKARTA – Kanker serviks/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">Kanker serviks terus menjadi ancaman serius bagi para Wanita di Indonesia.
Data Globocan 2020 mencatat, di Indonesia Di Indonesia, kanker leher rahim atau serviks tercatat sebagai kanker terbanyak kedua pada perempuan, dengan 36 ribu kasus baru dan 21 ribu kematian setiap tahunnya atau sekitar 75 perempuan meninggal setiap hari.
Penyakit ini umumnya disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV) yang menular baik melalui hubungan seksual maupun nonseksual.
“HPV tidak hanya ditularkan lewat hubungan seksual, tetapi juga bisa melalui oral, anal, bahkan dari ibu ke bayi saat proses persalinan. Selain itu, alat medis yang tidak steril juga dapat menjadi media penularan,” kata dokter spesialis penyakit dalam dr Anshari Saifuddin Hasibuan, Sp.PD di Jakarta pada Rabu (27/8/2025).
HPV terbagi menjadi tipe risiko rendah yang (low risk) menyebabkan kutil kelamin, dan tipe risiko tinggi (high risk) yang dapat memicu kanker.
Pada perempuan, HPV berisiko menyebabkan kanker serviks, vagina, dan vulva. Sementara pada laki-laki, HPV dapat menimbulkan kanker penis, anus, hingga orofaring.
Untuk menekan angka tersebut, vaksinasi HPV dinilai menjadi langkah penting.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) mendorong kegiatan vaksinasi HPV sebagai salah satu program nasional.
Sesuai rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) 2023 dan 2020, vaksin HPV bisa diberikan pada anak perempuan mulai usia 9–14 tahun. Untuk dewasa, PAPDI menetapkan vaksinasi dapat dimulai pada usia 19 tahun.