KENDARI — Pemerintah terus memperkuat upaya menjaga stabilitas pangan nasional melalui penyelenggaraan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar di berbagai daerah.
“Ini sinergi yang sangat baik bagi kita semua, pemerintah pusat, daerah, dan dunia usaha untuk sama-sama menjaga stabilitas pangan. Tujuannya tentu kita ingin menjaga keterjangkauan pangan bagi masyarakat, mengendalikan inflasi, serta memperkuat ketahanan pangan di daerah,” ujar Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, dalam pembukaan Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (26//8/2025).
“Untuk daerah-daerah dengan inflasi tinggi, intervensi akan kita lakukan bersama-sama dengan Bulog, Dinas Pangan, KADIN, serta dukungan TNI dan Polri. Tidak ada alasan untuk tidak memberikan pangan yang affordable bagi masyarakat luas,” tegas Arief.
Ia menambahkan, hingga 25 Agustus 2025, GPM telah digelar sebanyak 6.845 kali di seluruh Indonesia. Di Sulawesi Tenggara, GPM sudah terlaksana 18 kali, sementara di Kota Kendari sendiri tercatat 46 kali, menjadikannya salah satu daerah yang paling aktif menyelenggarakan GPM.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, menegaskan pentingnya GPM sebagai saluran efektif dalam menjaga stabilitas harga pangan dan mendukung agenda besar Presiden Prabowo Subianto mengenai swasembada pangan.
“Bapak Presiden selalu menekankan bahwa negara yang merdeka adalah negara yang mandiri pangan. Karena itu, banyak program dan anggaran diarahkan ke sektor pangan. Inflasi harus kita jaga di kisaran 1,5 hingga 3,5 persen. GPM seperti ini sangat membantu pemerintah sekaligus langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujarnya.
Tito juga mengingatkan bahwa isu pangan adalah bagian utama dari biaya hidup masyarakat yang paling banyak mendapat perhatian publik, bahkan mencapai lebih dari 60 persen berdasarkan survei.
“Pangan adalah kebutuhan nomor satu yang tidak bisa ditunda. Karena itu, kolaborasi pusat dan daerah untuk menjaga stabilitas harga sangatlah penting,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat.
“Kegiatan ini adalah bukti nyata bahwa ketahanan pangan tidak bisa dibangun sendiri, melainkan dengan gotong royong lintas sektor. Seperti yang disampaikan Presiden Prabowo, Indonesia incorporated berarti semua sama-sama naik kelas. Kadin berkomitmen menjadi jembatan antara pelaku usaha dengan pemerintah agar distribusi pangan semakin efisien,” ujar Anindya.
Adapun Gubernur Sulawesi Tenggara, Andi Sumangerukka, menekankan bahwa GPM merupakan wujud perhatian pemerintah pusat sekaligus kolaborasi nyata dengan daerah dan dunia usaha.
“Kegiatan ini adalah bentuk gotong royong pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha dalam menjaga stabilitas pangan. Tantangan sektor pangan kian kompleks, mulai dari ketidakpastian iklim, gejolak harga, hingga rantai pasok global. Karena itu, GPM menjadi langkah strategis untuk memastikan ketersediaan pangan dengan harga terjangkau di seluruh kabupaten/kota Sulawesi Tenggara,” ungkap Andi.
Gubernur juga menyampaikan apresiasi kepada Mendagri, Kepala NFA, dan Ketum KADIN atas dukungan penuh terhadap pelaksanaan GPM di Sultra.
“Semoga kerja sama ini semakin memperkuat ketahanan pangan daerah sekaligus memberikan manfaat langsung bagi masyarakat,” pungkasnya.
Pada GPM di Kendari ini, sebanyak 29 mitra turut berpartisipasi, menghadirkan beragam pangan pokok dengan harga terjangkau, termasuk beras SPHP Rp11.600/kg (subsidi Rp11.000/kg), beras premium Rp14.800/kg, minyak goreng Rp15.500–Rp21.000/liter, gula pasir Rp17.000/kg (subsidi Rp12.500/kg), telur ayam Rp26.000/kg, hingga berbagai sayuran seharga Rp5.000–Rp10.000 per pack.
Turut hadir dalam pembukaan GPM ini, Wakil Gubernur Sultra Hugua, Bupati/Walikota se-Sultra, Forkompimda, Ketua DPRD Prov Sultra, Kepala OPD Provinsi Sultra, Kepala Dinas Pangan Kab/Kota se-Sultra, dan BUMD.