JAKARTA - Fenomena deepfake semakin menjadi sorotan publik. Teknologi berbasis kecerdasan buatan ini mampu memanipulasi wajah, suara, bahkan gerakan seseorang hingga tampak sangat meyakinkan.
Meski kerap dipakai untuk hiburan, deepfake juga bisa disalahgunakan, mulai dari penyebaran hoaks politik hingga pencemaran nama baik.
Bahkan baru-baru ini, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menjadi salah satu pejabat Indonesia yang tercatut korban deepfake. Dalam sebuah potongan video Sri Mulyani mengatakan bahwa "Guru adalah beban negara"
Sontak video yang tersebar di media sosial pun dibanjiri berbagai kecaman publik, ada yang merasa kecewa atas pernyataan itu, serta ada punya yang tersulut emosi dan dinilai sebagai bentuk pelecehan terhadap profesi guru.
Untuk itu, para pakar keamanan digital menilai, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan literasi teknologi untuk menghindari dampak buruk deepfake.
Berikut ini lima cara mencegah diri dari bahaya deepfake:
1. Batasi Data Pribadi di Media Sosial
Semakin banyak foto dan video yang diunggah, semakin mudah pula pihak tak bertanggung jawab memanfaatkannya untuk membuat deepfake. Hindari mengunggah konten pribadi yang sensitif.
2. Gunakan Perangkat Lunak Deteksi Deepfake
Sejumlah aplikasi dan situs sudah dikembangkan untuk mendeteksi video manipulatif. Alat ini bisa membantu masyarakat mengenali tanda-tanda rekayasa digital.
3. Tingkatkan Literasi Digital
Pahami ciri-ciri deepfake, seperti gerakan bibir yang tidak sinkron, ekspresi wajah kaku, atau suara yang tidak wajar. Edukasi ini penting untuk mencegah penyebaran informasi palsu.
4. Verifikasi Informasi ke Sumber Resmi
Jika menemukan video mencurigakan, jangan langsung percaya. Bandingkan dengan pemberitaan media kredibel atau pernyataan resmi tokoh terkait.
5. Jaga Keamanan Akun Digital
Gunakan kata sandi kuat dan autentikasi dua faktor untuk melindungi akun media sosial agar foto dan video pribadi tidak mudah dicuri pihak lain.