JAKARTA – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menargetkan reduksi emisi karbon hingga 622,5 ton CO₂ atau setara dengan penanaman 3.000 pohon pada tahun 2025. Untuk itu, BUMN penyeberangan ini terus menanam pohon dan penerapan Reverse Vending Machine (RVM).

“Program penanaman pohon dan RVM ini bukan sekadar kampanye lingkungan, melainkan implementasi komitmen ASDP dalam transisi hijau,” kata Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin di Jakarta, Kamis (21/8/2025).

Shelvy menambahkan, pencapaian target reduksi emisi karbon tersebut tidak hanya dilakukan melalui program lingkungan, tetapi juga ditopang oleh berbagai strategi operasional dan teknologi ramah lingkungan.

Sejumlah inisiatif yang telah dijalankan di antaranya penerapan eco-driving atau eco-sailing pada armada kapal, peremajaan armada secara bertahap, serta digitalisasi pemantauan konsumsi bahan bakar untuk menekan emisi berlebih.

Tak hanya itu, program inovatif lain yang menjadi sorotan adalah penerapan RVM di beberapa titik strategis seperti kantor pusat ASDP, Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, serta Pelabuhan Pelindo di Danau Toba.

“Hingga Juni 2025, inisiatif ini telah berkontribusi pada pengurangan emisi karbon lebih dari 10 ton,” kata Shelvy.

Menurut Shelvy, upaya dekarbonisasi maritim bukan lagi opsi melainkan keharusan. Hal ini sejalan dengan kebijakan Organisasi Maritim Internasional (IMO) yang menargetkan pelayaran internasional mencapai net-zero pada 2050.

“Dekarbonisasi adalah agenda global yang wajib kita kawal bersama. Sebagai operator penyeberangan terbesar di Indonesia, ASDP harus berada di barisan depan,” tegasnya.

ASDP pun memastikan aksi hijau ini akan terus digenjot hingga akhir tahun. Seluruh upaya ini merupakan bagian dari roadmap keberlanjutan perusahaan yang dirancang selaras dengan kebijakan nasional.