JAKARTA - Bencana alam selalu menyisakan luka yang dalam bagi manusia. Namun, dalam perspektif Islam, setiap peristiwa besar di muka bumi tidaklah terjadi tanpa izin Allah SWT.
Dalam Al-Qur`an dan hadis menegaskan bahwa musibah, termasuk bencana alam, memiliki makna yang lebih luas dari sekadar peristiwa alamiah.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur`an:
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura: 30).
Ayat ini mengingatkan bahwa bencana bisa menjadi peringatan sekaligus teguran agar manusia kembali kepada jalan yang benar.
Selain itu, Rasulullah SAW juga bersabda:
“Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah, baik itu berupa sakit, kesedihan, kesusahan, gangguan, bahkan duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapus sebagian dosa-dosanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Akan tetapi, Islam melarang umatnya untuk langsung mengaitkan bencana dengan azab tertentu tanpa dasar yang jelas. Tugas seorang Muslim adalah mengambil hikmah, memperbanyak doa, bersedekah, serta membantu sesama yang terdampak.
Dengan demikian, bencana alam dalam Islam bukan sekadar peristiwa geologis atau meteorologis, melainkan juga memiliki dimensi spiritual.
Bencana bisa menjadi ujian, pengingat, sekaligus rahmat tersembunyi dari Allah SWT bagi orang yang mau mengambil pelajaran.