Presiden Venezuela Nicolas Maduro melambaikan tangan kepada para pendukungnya pada 22 Mei 2025, di Caracas, dalam rapat umum penutup untuk pemilihan kongres dan daerah yang diadakan tiga hari kemudian. (FOTO: AP)
JAKARTA - Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah berjanji untuk memobilisasi lebih dari empat juta pejuang milisi sebagai tanggapan atas "ancaman" baru Amerika Serikat setelah Washington menaikkan hadiah untuk penangkapannya dan meluncurkan operasi antinarkoba baru di Karibia.
"Minggu ini, saya akan mengaktifkan rencana khusus dengan lebih dari 4,5 juta milisi untuk memastikan cakupan seluruh wilayah nasional – milisi yang dipersiapkan, diaktifkan, dan dipersenjatai," kata Maduro dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Senin (18/8/2025).
Milisi Venezuela dibentuk oleh mantan Presiden Hugo Chavez dan secara resmi dikatakan memiliki sekitar lima juta anggota, meskipun para analis memperkirakan angka sebenarnya lebih rendah. Total populasi negara itu sekitar 30 juta jiwa.
Nicolas Maduro mengecam "ancaman yang berlebihan, ganjil, dan tak masuk akal" dari Washington. Komentarnya muncul setelah pemerintahan Presiden AS Donald Trump menggandakan hadiah penangkapannya menjadi $50 juta. Pemerintah menuduhnya memimpin jaringan penyelundupan kokain yang dikenal sebagai Kartel de los Soles.
Pemerintah AS, yang menolak mengakui dua kemenangan pemilu terakhir Nicolas Maduro, baru-baru ini memberlakukan sanksi baru terhadap pemerintahannya dan dugaan kartel tersebut.
AS belum memberikan bukti apa pun yang menghubungkan Nicolas Maduro dengan kartel narkoba.
Pada saat yang sama, militer AS telah mengerahkan tiga kapal perusak berpeluru kendali AS ke Karibia selatan sebagai bagian dari operasi yang lebih luas melawan kartel narkoba Amerika Latin.
USS Gravely, USS Jason Dunham, dan USS Sampson diperkirakan akan tiba di lepas pantai Venezuela dalam beberapa hari, menurut para pejabat yang mengetahui rencana tersebut, lapor kantor berita Reuters. Sekitar 4.000 pelaut dan marinir akan bergabung dalam pengerahan tersebut.
“Kami juga dikerahkan di seluruh Karibia … di laut kami, properti kami, wilayah Venezuela,” kata Menteri Dalam Negeri Venezuela Diosdado Cabello.
Nicolas Maduro mendesak basis politiknya untuk memperluas milisi pekerja dan petani dan berjanji untuk mempersenjatai mereka dengan “senapan dan rudal” untuk mempertahankan kedaulatan negara.
Meskipun tekanan semakin meningkat, pemimpin Venezuela menyatakan rasa terima kasihnya kepada suara-suara internasional yang telah menentang sikap AS, dan menepis retorika Washington sebagai “kalimat yang buruk”.
Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum bulan ini menolak tuduhan AS yang menghubungkan Maduro dengan Kartel Sinaloa Meksiko, dan mengatakan pemerintahnya tidak memiliki bukti adanya hubungan tersebut. (*)