Sidang Tahunan MPR 2025, Ketua MPR Apresiasi Capaian Berbagai Program Pemerintah

Agus Mughni Muttaqin | Jum'at, 15/08/2025 18:58 WIB
Sidang Tahunan MPR 2025, Ketua MPR Apresiasi Capaian Berbagai Program Pemerintah Ketua MPR RI dalam Sidang Tahunan MPR 2025 (Foto: Humas MPR)

JAKARTA - Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2025 tentang penyampaian Laporan Kinerja Lembaga-Lembaga Negara dan Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam rangka HUT RI Ke-80 dan Sidang Bersama DPR-DPD, kembali digelar di Ruang Rapat Paripurna MPR, DPR, DPD, Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

Sidang Tahunan MPR adalah tradisi ketatanegaraan untuk memfasilitasi lembaga-lembaga negara menyampaikan laporan kinerjanya kepada masyarakat. Sidang ini digelar agar masyarakat mendapatkan informasi tentang perkembangan pelaksanaan tugas lembaga negara selama kurun waktu satu tahun, yang disampaikan oleh Presiden RI di hadapan para Pimpinan dan anggota MPR secara terbuka.

Ketua MPR RI Ahmad Muzani menyampaikan bahwa berdasarkan catatan daftar hadir yang diterima dari Sekretariat Jenderal MPR, hadir 604 anggota dari 732 anggota MPR. Maka berdasarkan ketentuan Pasal 99 huruf c Tata Tertib MPR, dan Pasal 281 ayat (1) Tata Tertib DPR, serta Pasal 256 ayat (5) Tata Tertib DPD, sidang telah memenuhi syarat untuk dilaksanakan.

“Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, Sidang Tahunan “MPR Tahun 2025 dan Sidang Bersama DPR dan DPD Tahun 2025, dengan agenda Laporan Kinerja Lembaga-Lembaga Negara yang akan disampaikan oleh Presiden, dan Pidato Kenegaraan Presiden dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum,” ujar Ketua MPR, seraya mengetuk palu sidang satu kali.

Selanjutnya, dalam pidatonya, Ketua MPR menyampaikan hal penting terkait MPR kepada Presiden dan Wapres RI serta seluruh tamu undangan di forum yang mulia tersebut bahwa terkait momen peringatan kemerdekaan, bukan hanya tentang merayakan masa lalu, tetapi juga tentang merenungkan perjalanan bangsa dari masa ke masa, serta menetapkan langkah-langkah baru untuk menyongsong masa depan yang lebih gemilang.

“Dalam kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto di tahun pertama ini, kita menyaksikan tekad yang kuat untuk mengamalkan spirit pesan tersebut, yaitu untuk menjadikan Indonesia negara besar dan kuat yang bukan hanya sanggup bertahan, tetapi kompetitif dan berdaulat di pentas dunia. Arah pembangunan kembali diletakkan pada kemandirian pangan, ketahanan energi, pertahanan nasional, dan keunggulan teknologi,” kata Ketua MPR.

“Kita patut bersyukur atas pencapaian Pemerintah yang layak dicatat dan mulai dirasakan manfaatnya, seperti Makan Bergizi Gratis, Koperasi Merah Putih, Sekolah Rakyat dan pemeriksaan kesehatan gratis,” ujarnya.

Politik luar negeri Indonesia dikatakan Ahmad Muzani harus tetap berpihak pada perjuangan kemanusiaan—termasuk dukungan tegas dan konsisten bagi kemerdekaan bangsa Palestina. Indonesia telah membuktikan komitmen ini melalui Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non-Blok, yang menjadi monumen internasional dan sumber inspirasi bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia.

Dalam kesempatan yang sama, dalam pidatonya Ketua DPR RI Puan Maharani mengupas tentang Pancasila. Pancasila menurutnya, bukan hanya sekadar nilai melainkan jiwa kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, mempertahankan Indonesia sebagai negara yang besar, berdaulat, dan kaya sumber daya, bukanlah tugas yang ringan.

Amanah sejarah ini menuntut hadirnya kekuatan nasional sejati, kekuatan yang mampu menjaga kedaulatan, membangun kemandirian, dan merawat kebudayaan sebagai jati diri bangsa. Kekuatan itu tidak lahir dari senjata atau kekayaan semata, melainkan dari kehendak rakyat untuk bersama-sama menjadi Indonesia.

“Kehendak yang hidup dalam semangat gotong royong, tumbuh dari rasa saling percaya, dan mengakar dalam jiwa kolektif kita. Kebersamaan itu kemudian diperkuat dalam konstitusi, dan dijelmakan sebagai prinsip dasar negara kita: Kedaulatan Rakyat; Rakyat berdaulat atas kekuasaan negara; Rakyat berdaulat atas sumber daya alam; Rakyat berdaulat atas budaya bangsa. Inilah panggilan sejarah kita hari ini: menegakkan kedaulatan rakyat sebagai fondasi kekuatan nasional. Agar setiap kebijakan, setiap langkah, dan setiap keputusan negara, benar-benar berpulang pada kehendak rakyat,” tegasnya.

Sebagai tambahan informasi, walaupun, acara inti Sidang Tahunan MPR ini dimulai tepat pukul 09.00 WIB, 2 jam sebelumnya area gedung tempat dilaksanakan sidang sudah dipenuhi undangan. Ruang Rapat Paripurna di dalam Gedung Bulatpun sudah dihadiri anggota MPR RI dan para tamu undangan kehormatan.

Terlihat hadir, Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden RI Ke-7 Joko Widodo, Wakil Presiden RI Ke-6 Try Sutrisno, Wapres Ke-10 dan 12 Jusuf Kalla, Wapres Ke-11 Boediono, Wapres RI Ke-13 KH. Ma’ruf Amin, istri Presiden RI Ke-4 Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, istri Wapres Ke-9 Soraya Hamzah Haz, para Pimpinan dan anggota lembaga negara MPR, DPR, DPD, BPK, MA, MK, KY.

Juga para Ketum Parpol, Menteri Kabinet Indonesia Maju, Panglima TNI dan Kapolri, para Duta Besar negara sahabat, para insan pers nasional baik media cetak, elektronik, online dalam dan luar negeri, para perwakilan teladan dari seluruh penjuru tanah air.

Tepat Pukul 08.50 WIB, Presiden RI Prabowo Subianto yang pada momen ini mengenakan setelan jas resmi berkopiah hitam tiba di Kompleks Gedung Parlemen, yang langsung disambut oleh Ketua MPR Ahmad Muzani, Ketua DPR Puan Maharani dan Ketua DPD Sultan Bachtiar Najamudin. Sebelumnya, tepat pukul 08.35 WIB, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, tiba lebih dulu di Gedung Nusantara.

Setelah sesi foto bersama seluruh Pimpinan Lembaga-Lembaga Negara, Ketua MPR, Ketua DPR dan Ketua DPD mendampingi Presiden dan Wapres ke ruangan acara. Tepat pukul 09.00 WIB, Sidang Tahunan dibuka secara resmi oleh Ketua MPR sekaligus menyampaikan kata pengantar.