Dompet Dhuafa Gelar Sarasehan Tokoh Bangsa, Tekankan Pengentasan Kemiskinan

M. Habib Saifullah | Rabu, 13/08/2025 10:55 WIB
Dompet Dhuafa Gelar Sarasehan Tokoh Bangsa, Tekankan Pengentasan Kemiskinan Sesi diskusi dalam rangkaian kegiatan Sarasehan Tokoh Bangsa dengan tema Merajut Kebersamaan, Mewujudkan Merdeka dari Kemiskinan (Foto: M.Habib Saifullah/Katakini.com)

JAKARTA - Dompet Dhuafa menggelar Sarasehan Tokoh Bangsa dengan tema `Merajut Kebersamaan, Mewujudkan Merdeka dari Kemiskinan` dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan ke-80 di Sasana Budaya Rumah Kita Dompet Dhuafa, Jakarta Selatan, pada Rabu (13/8/2025).

Ketua Pengurus Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini mengatakan bahwa acara ini bukan sekadar forum dialog, tetapi momentum untuk menyatukan langkah para tokoh bangsa, akademisi, pelaku usaha, lembaga filantropi, dan masyarakat sipil.

"Kita ingin mempertegas bahwa kemerdekaan sejati adalah saat seluruh rakyat terbebas dari belenggu kemiskinan. Melalui forum ini, kami berharap lahir komitmen bersama untuk mempercepat pengentasan kemiskinan secara sistemik dan berkelanjutan dan juga peranfilantropi," kata Ahmad.

Meski menjadi negara paling dermawan di dunia versi Charities Aid Foundation (CAF), Indonesia masih menghadapi tantangan kemiskinan. Berdasarkan data BPS Maret 2025, tercatat 23,85 juta jiwa masyarakat Indonesia hidup dalam kemiskinan, termasuk 2,38 juta jiwa dalam kategori kemiskinan ekstrem.

Karenanya, Ahmad menekankan bahwa spirit nasionalisme dan kedermawanan merupakan modal sosial yang besar.

Selain itu, Dompet Dhuafa memandang pentingnya sinergi lintas sektor. Data tahun 2024 menunjukkan, penghimpunan zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya (ZIS-DSKL) mencapai Rp40,509 triliun secara nasional, dengan pertumbuhan 25,3% dibanding tahun sebelumnya.

"Kami mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjadikan filantropi bukan hanya aksi sosial, tapi juga gerakan perubahan yang mengangkat martabat bangsa," kata Ahmad.

"Di Indonesia, terdapat lebih dari 800 ribu masjid yang tersebar di seluruh penjuru negeri. Jaringan masjid yang luas merupakan aset berharga untuk menjangkau masyarakat di berbagai daerah, baik di perkotaan maupun pedesaan. Dengan merajut kebersamaan, masjid dapat menjadi pusat peradaban, sarana meningkatkan kompetensi umat baik hard skill maupun soft skill, serta mereka menjadi berdaya dan terbebas dari kemiskinan," lanjut dia.