NEW DELHI - Pengadilan Tinggi India pada hari Senin memerintahkan otoritas di ibu kota Delhi dan sekitarnya untuk memindahkan semua anjing liar ke tempat penampungan dalam waktu delapan minggu, menurut situs web Live Law, setelah laporan media tentang peningkatan kasus rabies, terutama di kalangan anak-anak.
Pemerintah India mengatakan pada bulan April bahwa hampir 430.000 kasus gigitan anjing telah dilaporkan di seluruh negeri pada bulan Januari, dibandingkan dengan 3,7 juta kasus sepanjang tahun 2024.
India memiliki 52,5 juta anjing liar, menurut survei State of Pet Homelessness oleh Mars Petcare, sementara 8 juta anjing liar berada di tempat penampungan.
Laporan media lokal menunjukkan bahwa Delhi sendiri memiliki 1 juta anjing liar. Reuters tidak dapat memverifikasi angka tersebut secara independen.
Pengadilan Tinggi India menangani kasus ini setelah beberapa laporan di media lokal tentang anjing liar yang menggigit anak-anak di Delhi, dengan beberapa di antaranya berakibat fatal.
Pada hari Senin, Live Law melaporkan bahwa pengadilan telah meminta pihak berwenang di Delhi untuk mengambil anjing-anjing liar dari seluruh kota dan memindahkan mereka ke tempat penampungan anjing. "Bayi dan anak kecil, bagaimanapun caranya, tidak boleh menjadi korban rabies. Tindakan ini harus menumbuhkan rasa percaya diri bahwa mereka dapat bergerak bebas tanpa takut digigit anjing liar. Tidak boleh ada sentimen yang terlibat," kata pengadilan, menurut situs web Live Law.
Jaksa Agung India Tushar Mehta, yang mewakili pemerintah Delhi, mendesak intervensi yang kuat karena "sterilisasi hanya mencegah peningkatan populasi mereka, tetapi tidak menghilangkan kemampuan anjing untuk menularkan rabies," lapor situs web tersebut.
Namun, langkah ini menuai kritik dari para konservasionis atas penerapannya.
"Di mana tempat penampungan untuk menampung ribuan anjing?" kata ahli biologi konservasi Bahar Dutt dalam sebuah unggahan di X, menyebut perintah pengadilan tinggi tersebut sebagai "langkah yang tidak praktis dan tidak ilmiah".
"Kita membutuhkan vaksinasi massal & sterilisasi massal — satu-satunya cara yang manusiawi dan terbukti untuk mengurangi konflik," ujar Vidit Sharma, pendiri organisasi kesejahteraan hewan Save A Stray, di X.