JAKARTA - Perum Bulog mencatat penyaluran beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) mencapai 18.500 ton hingga pekan pertama Agustus 2025.
"Penyaluran SPHP secara nasional semenjak digelontorkan di bulan Juli 2025 hingga hari ini telah mencapai 18.500 ton," kata Wakil Direktur Utama Perum Bulog Marga Taufiq dalam keterangannya, dikutip Selasa (12/8/2025).
Marga menyampaikan hal itu saat menerima Kunjungan Kerja Reses Komisi IV DPR RI Masa Sidang IV Tahun Sidang 2024–2025 di Kompleks Pergudangan Panaikang Perum Bulog Kantor Cabang Makassar Kantor Wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
Dia menyebutkan, penyaluran beras SPHP khusus di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Sulawesi Barat (Sulbar) telah mencapai 2.400 ton.
Ia menegaskan, Pemerintah dan Bulog terus melakukan langkah stabilisasi harga salah satunya melalui penyaluran beras program SPHP yang ditargetkan 1,5 juta ton hingga Desember 2025.
"Sekarang kita mengeluarkan program SPHP untuk menurunkan harga beras yang sementara naik. Dengan subsidi pemerintah yang mengintervensi pasar, diharapkan tidak terjadi fluktuatif harga beras," jelas Marga.
Kunjungan Anggota Komisi IV DPR RI yang dipimpin langsung Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto disambut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, Wakil Direktur Utama Perum Bulog Marga Taufiq, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Fatmawati Rusdi, dan Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin.
Titiek menyampaikan kepuasannya melihat ketersediaan stok beras Bulog di Sulsel yang mencapai 500 ribu ton.
Stok tersebut dinilai sangat baik karena dapat memenuhi seluruh gudang Bulog bahkan hingga sewa gudang pihak ketiga.
"Kami mengecek stok beras Bulog di sini untuk memastikan apakah cukup. Ternyata cukup. Kami juga mengecek sisa impor beras tahun lalu yang harus segera dikeluarkan, dan ini pelan-pelan sudah dikeluarkan. Jadi, untuk cadangan beras di Sulsel, ini mencukupi," ujar Titiek.
Terkait harga beras, Titiek optimistis akan kembali normal melalui intervensi pasar yang dilakukan Bulog khususnya lewat program SPHP.
"Ini tugasnya BULOG untuk intervensi pasar. Kalau harganya naik, mereka harus lepas SPHP supaya harganya normal kembali. Mudah-mudahan secepatnya bisa normal kembali," ujar dia.
Secara khusus, ia mengapresiasi keberadaan Sentra Pengolahan Beras (SPB) di Gudang Panaikang yang mampu menghasilkan beras premium berkualitas tinggi.
"Ini luar biasa. Bisa nanti diterapkan di daerah lain. Koperasi Merah Putih juga bisa dengan mesin yang lebih kecil. Ini bukan oplos beras, tapi dibuat lebih cantik dan ditingkatkan kualitasnya," kata Titiek. (ANT)