• News

Lula dan Putin Bahas Perdamaian di Ukraina sebelum KTT AS

Yati Maulana | Senin, 11/08/2025 13:05 WIB
Lula dan Putin Bahas Perdamaian di Ukraina sebelum KTT AS Presiden Rusia Vladimir Putin menyapa Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva di Moskow, Rusia, 9 Mei 2025. Handout via REUTERS

BRASILIA - Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Sabtu selama sekitar 40 menit, ungkap istana kepresidenan Brasil. Mereka menambahkan bahwa Putin berbagi informasi tentang diskusinya dengan Amerika Serikat dan "upaya perdamaian terkini antara Rusia dan Ukraina."

Para pemimpin juga membahas kerja sama mereka dalam kelompok negara-negara berkembang BRICS dan "membahas skenario politik dan ekonomi internasional terkini," menurut pernyataan tersebut.

Percakapan dengan Lula merupakan yang terbaru dari serangkaian panggilan telepon antara Putin dan para pemimpin asing dalam beberapa hari terakhir menjelang pertemuan presiden Rusia dengan Presiden AS Donald Trump minggu depan.

Putin berbicara kepada para pemimpin Tiongkok dan India, yang juga merupakan bagian dari kelompok negara-negara berkembang BRICS, dan presiden-presiden lain dari Asia Tengah dan Eropa pada hari Jumat untuk memberi pengarahan tentang kontaknya dengan Amerika Serikat terkait perang di Ukraina.

Lula telah terlibat dalam perselisihan publik dengan Trump sejak AS memberlakukan tarif 50% atas impor barang-barang Brasil, yang dikaitkan Trump dengan dugaan "perburuan penyihir" terhadap sekutunya dan mantan Presiden sayap kanan Brasil, Jair Bolsonaro. Impor AS atas beberapa produk Brasil, seperti jus jeruk dan pesawat, menerima tarif yang lebih rendah.

Lula mengatakan kepada Reuters pada hari Rabu bahwa ia berencana untuk menghubungi para pemimpin negara-negara BRICS, yang juga mencakup Afrika Selatan, untuk membahas tanggapan bersama terhadap tarif Trump atas impor AS. Pemimpin Brasil tersebut berbicara dengan Perdana Menteri India Narendra Modi pada hari Kamis.

Trump telah mengancam negara-negara BRICS dengan tarif tambahan 10% bulan lalu, ketika kelompok tersebut berkumpul dalam sebuah pertemuan puncak di Rio de Janeiro pada bulan Juli.