JAKARTA - Pernahkah Anda mendengar mitos bahwa setiap orang memiliki tujuh kembaran di dunia? Ternyata, ungkapan ini tak hanya berlaku di kehidupan nyata, tetapi juga bisa ditemukan di dunia sepak bola.
Contohnya datang dari Jerman, tepatnya di klub Bayer Leverkusen. Di sana, ada seorang pemain muda yang kerap dijuluki sebagai “kembaran” Erling Haaland. Sosok tersebut adalah Artem Stepanov, yang penampilannya disebut-sebut memiliki kemiripan dengan sang bomber asal Norwegia.
Meskipun secara wajah keduanya tak benar-benar identik, kesamaan antara Artem dan Haaland terlihat sangat mencolok dalam aspek lain. Dari postur tubuh, nomor punggung, gaya berlari, hingga posisi bermain sebagai penyerang tengah, semuanya nyaris menyerupai sang bintang asal Norwegia.
Bahkan, gaya rambut dan selebrasi gol Artem pun dirancang agar menyerupai Haaland, seolah ia benar-benar menjelma menjadi versi muda dari striker Manchester City tersebut.
Akan tetapi, Artem Stepanov bukan sekadar peniru tampilan. Di atas lapangan, ia membuktikan bahwa dirinya juga memiliki naluri mencetak gol yang tajam. Bersama tim U-17 dan U-19 Bayer Leverkusen, pemain muda ini telah mencatatkan 50 gol dan 8 assist, sebuah pencapaian yang sangat impresif di usianya yang masih belia.
Untuk musim depan, Leverkusen mengambil langkah strategis dengan meminjamkan Artem ke FC Nurnberg, tim yang berkompetisi di divisi dua Bundesliga.
Tujuannya jelas, yakni memberikan kesempatan bermain reguler di level senior agar Stefanov dapat berkembang lebih matang, baik secara teknis maupun mental.
Meski jalan menuju level top masih panjang, banyak mata kini mulai tertuju pada Stepanov. Dengan bakat dan semangat yang ia miliki, ditambah gaya bermain yang sangat mirip dengan Haaland, bukan tidak mungkin suatu hari nanti nama Artem Stepanov akan menghiasi headline sepak bola Eropa, bukan hanya sebagai kembaran Haaland, tetapi sebagai sosok bintang itu sendiri.
Bagi para penggemar sepak bola, ini bukan hanya tentang kemiripan fisik, tetapi tentang menyaksikan bagaimana inspirasi bisa melahirkan potensi baru.
Siapa tahu, dalam beberapa tahun ke depan, dunia akan menyaksikan dua Haaland mencetak gol di dua sisi lapangan berbeda.