JAKARTA - Italia telah memberikan persetujuan akhir untuk rencana yang telah lama tertunda untuk membangun jembatan gantung terpanjang di dunia, yang menghubungkan daratan utama dengan Sisilia dalam proyek senilai €13,5 miliar ($15,5 miliar).
Menteri Perhubungan Matteo Salvini memuji Jembatan Selat Messina sebagai "proyek infrastruktur terbesar di Barat" setelah komite pemerintah utama meresmikan pembangunannya pada Rabu (6/8/2025).
Ia mengatakan proyek tersebut akan menciptakan 120.000 lapangan kerja setiap tahun dan merevitalisasi Italia selatan melalui investasi infrastruktur yang lebih luas.
Pekerjaan awal dapat dimulai paling cepat Oktober, sambil menunggu lampu hijau dari pengadilan audit Italia, dengan konstruksi diperkirakan akan dimulai pada tahun 2026. Salvini memperkirakan jembatan tersebut dapat selesai pada tahun 2033.
Dengan bentang sepanjang 3,3 km, jembatan ini akan melampaui Jembatan Canakkale di Turki dan akan dilalui enam jalur lalu lintas dan dua jalur kereta api, sehingga memangkas waktu penyeberangan feri yang saat ini memakan waktu 100 menit menjadi hanya 10 menit dengan mobil.
Perdana Menteri Giorgia Meloni mengatakan jembatan itu akan menjadi “simbol teknik yang penting secara global”.
Proyek yang pertama kali diusulkan pada tahun 1969 ini telah berulang kali terhenti akibat keberatan lingkungan, kekhawatiran mafia, dan risiko seismik.
Desainnya terinspirasi oleh struktur Canakkale di Turki, yang memiliki dek berbentuk sayap yang dirancang untuk meningkatkan stabilitas saat angin kencang.
Pertahanan atau pembangunan?
Roma mengatakan jembatan tersebut dapat membantu negara tersebut memenuhi target belanja pertahanan NATO dengan mengklasifikasikannya sebagai infrastruktur “guna ganda”, sebuah sebutan yang telah menimbulkan kontroversi.
Lebih dari 600 akademisi memperingatkan bahwa langkah tersebut akan memerlukan penilaian keselamatan militer lebih lanjut dan dapat menjadikan jembatan tersebut sebagai target potensial.
Salvini mengatakan keputusan berada di tangan Kementerian Pertahanan dan Ekonomi, namun ia menegaskan bahwa prioritas utama adalah “menjauhkan kejahatan terorganisir dari proyek ini”.
Sementara itu, kelompok lingkungan telah mengajukan keluhan kepada Uni Eropa, memperingatkan adanya potensi gangguan pada burung migrasi dan kurangnya bukti bahwa proyek tersebut memenuhi ambang batas kepentingan publik.
Kontrak jembatan tersebut diberikan kepada Webuild, perusahaan yang sama yang memenangkan tender awal pada tahun 2006 sebelum rencana tersebut dibatalkan.
Perusahaan tersebut menyatakan bahwa desainnya akan tahan terhadap gempa bumi, merujuk pada jembatan serupa di Jepang dan California.
“Jembatan ini akan membawa perubahan besar bagi seluruh negeri,” kata CEO Webuild, Pietro Salini. (*)