WASHINGTON - Sebuah kru internasional yang terdiri dari empat astronot diluncurkan menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional dari Florida pada hari Jumat dengan roket SpaceX, memulai misi rutin NASA yang bisa menjadi yang pertama dari banyak misi yang berlangsung beberapa bulan lebih lama dari biasanya.
Kru yang terdiri dari empat orang tersebut—dua astronot NASA, seorang kosmonot Rusia, dan astronot Jepang—menaiki kapsul Dragon SpaceX yang berada di atas roket Falcon 9 di Kennedy Space Center NASA dan berhasil melewati cuaca mendung untuk lepas landas pada pukul 11.43 ET (15.43 GMT). Setelah penerbangan sekitar 16 jam, mereka akan tiba di ISS sekitar pukul 03.00 (07.00 GMT) pada hari Sabtu.
Meskipun misi rotasi kru normal berlangsung sekitar enam bulan, kru Crew-11 mungkin menjadi yang pertama yang menyesuaikan diri dengan waktu rutin baru selama delapan bulan, yang dimaksudkan untuk menyelaraskan jadwal misi AS dengan misi Rusia dengan lebih baik, kata NASA.
Selama beberapa bulan ke depan, para pejabat NASA akan memantau kondisi kapsul Dragon SpaceX, yang masih berlabuh di ISS, sebelum berkomitmen menjalankan misi selama delapan bulan penuh.
Misi hari Kamis, yang disebut Crew-11, melibatkan astronot NASA Zena Cardman dan Michael Fincke, kosmonot Rusia Oleg Platonov, dan astronot Jepang Kimiya Yui.
Upaya peluncuran sebelumnya pada hari Kamis dibatalkan di menit-menit terakhir karena cuaca buruk.
Delegasi pejabat senior antariksa Rusia, termasuk kepala badan antariksa Rusia, Dmitry Bakanov, berada di Florida untuk upaya peluncuran pada hari Kamis, tetapi tidak jelas apakah mereka tetap di kota tersebut untuk peluncuran pada hari Jumat.
Kunjungan mereka pada hari Kamis mencakup pertemuan tatap muka pertama antara pimpinan NASA dan Roscosmos, badan antariksa Rusia, sejak 2018. Roscosmos mengatakan Bakanov dan pelaksana tugas administrator NASA, Sean Duffy, membahas kelanjutan operasi ISS dan kerja sama di bulan.
Kerja sama antariksa ini merupakan titik terang dalam hubungan AS-Rusia yang sebelumnya sebagian besar membeku sejak invasi besar-besaran Moskow ke Ukraina pada tahun 2022.
Namun, terlepas dari kerja sama ISS, invasi Rusia mengisolasi program antariksa Moskow dari Barat dan menggagalkan rencana kerja sama dalam program bulan Artemis milik NASA. Rusia memilih untuk bermitra dalam program bulan Tiongkok, yang menyaingi Artemis.
Tidak ada komitmen baru terkait program antariksa apa pun yang dibuat selama pertemuan singkat antara Bakanov dan Duffy, ujar seorang narasumber yang mengetahui diskusi tersebut.