• Sains

70.000 Potongan Plastik Terbuang Setiap Hari dan Menembus Jauh ke Dalam Paru-paru Kita

Tri Umardini | Sabtu, 02/08/2025 06:05 WIB
70.000 Potongan Plastik Terbuang Setiap Hari dan Menembus Jauh ke Dalam Paru-paru Kita 70.000 Potongan Plastik Terbuang Setiap Hari dan Menembus Jauh ke Dalam Paru-paru Kita. (FOTO: GETTY IMAGE)

JAKARTA - Manusia menghirup hampir 70.000 keping plastik yang cukup kecil untuk menembus jauh ke dalam paru-paru kita — dan sebagian besar berasal dari rumah dan mobil kita, menurut sebuah studi baru.

Konsentrasi mikroplastik dan nanoplastik di dalam rumah kita "lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya," menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Plos, yang mengukur plastik di udara di ruang tinggal.

Mikroplastik seukuran sebutir pasir; nanoplastik ribuan kali lebih kecil dari itu. Dan mereka berasal dari karpet, lantai keramik, gorden, interior mobil — semua tempat di mana manusia tinggal, bekerja, dan menghabiskan waktu di dalam ruangan dengan jendela tertutup rapat.

"Partikel-partikel ini lebih kecil dari setitik debu dan lebih dari tujuh kali lebih tipis dari lebar sehelai rambut. Setelah terhirup, partikel-partikel ini dapat menembus jauh ke dalam paru-paru," ujar peneliti Nadiia Yakovenko dan Jeroen E. Sonke, dari Université de Toulouse, Prancis, dalam sebuah pernyataan bersama.

Jumlah partikel yang mereka temukan 100 kali lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya, dan merupakan "hasil degradasi berbagai benda plastik di rumah kita, termasuk karpet, gorden, cat, tekstil, dan barang-barang rumah tangga lainnya," kata pernyataan itu.

Mobil, khususnya, mungkin menjadi sumber yang mengkhawatirkan: "Mobil adalah ruang kecil dan tertutup yang dipenuhi bahan berbasis plastik, seperti dasbor, kain jok, karpet, dll. Bahan-bahan ini dapat melepaskan partikel plastik kecil seiring waktu, terutama akibat paparan sinar matahari, gesekan, panas, dan penggunaan sehari-hari," kata para peneliti.

Mereka melanjutkan, "Tidak seperti rumah, kabin mobil seringkali memiliki ventilasi terbatas, yang memungkinkan partikel mikroplastik terakumulasi dan terkonsentrasi di udara. Akibatnya, partikel-partikel tersebut dapat terhirup dalam jumlah yang lebih tinggi selama perjalanan rutin atau perjalanan jauh."

Ketika plastik ini terhirup, “partikel-partikel kecil dapat masuk jauh ke dalam sistem pernapasan kita dan berpotensi menyebabkan peradangan atau iritasi,” jelas para peneliti.

Mereka mencatat bahwa mikroplastik mengandung zat aditif beracun, termasuk bisfenol A dan ftalat, yang dapat memasuki aliran darah.

"Meskipun penelitian masih berlangsung," kata para peneliti, "ada kekhawatiran bahwa paparan jangka panjang terhadap mikroplastik dan zat aditifnya dapat menyebabkan masalah pernapasan, mengganggu fungsi endokrin, dan meningkatkan risiko gangguan perkembangan saraf, cacat lahir reproduksi, infertilitas, penyakit kardiovaskular, dan kanker."

Mikroplastik telah ditemukan di otak manusia, testis, dan plasenta — untuk menyebutkan beberapa — dan seorang peneliti bahkan menyebutnya "bom waktu" karena keberadaannya di seluruh dunia. (*)