JAKARTA - Kecerdasan buatan (AI) mungkin mampu mengotomatisasi berbagai tugas administratif, analisis data, atau layanan pelanggan.
Namun ada bidang profesi yang secara inheren membutuhkan sentuhan manusia, baik dari sisi empati, kreativitas, hingga pengambilan keputusan strategis yang menurut para ahli akan tetap menjadi domain manusia.
Berbagai studi dan pandangan pakar menegaskan bahwa meskipun AI berkembang pesat, beberapa pekerjaan tetap aman dari otomatisasi penuh.
Kajian terbaru menunjukkan bahwa peran pekerjaan fisik dan interaksi sosial langsung tetap sangat tahan terhadap pengaruh AI. Meskipun AI bisa mendukung efisiensi, pekerjaan seperti perawat atau petugas kebersihan tidak mudah digantikan karena membutuhkan kehadiran manusia secara nyata.
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini lima pekerjaan sulit digantikan oleh AI.
1. Profesional Kesehatan (dokter, perawat, terapis)
Pekerjaan ini membutuhkan empati, intuisi, dan interaksi emosional dalam memberikan perawatan pasien—AI masih belum bisa menggantikan hubungan manusia secara langsung dalam situasi medis kompleks.
2. Guru atau Pendidik
Guru atau pendidikan memerlukan keterlibatan personal dengan siswa, adaptasi metode pengajaran berdasarkan kebutuhan individu, serta kemampuan membina karakter dan motivasi yang jauh di luar jangkauan AI pendidikan.
3. Pekerjaan terampil berbasis tangan seperti tukang ledeng, tukang listrik, tukang kayu
Pekerjaan ini dinilai tetap aman karena memerlukan adaptasi di lokasi kerja, keahlian fisik, dan penyelesaian masalah real time—hal yang belum tergantikan oleh robot atau AI.
4. Manajer HR
kepemimpinan organisasi harus menangani konflik interpersonal, membangun budaya kerja, dan membuat keputusan etis—nilai-nilai humanis yang sulit dikodekan dalam sistem AI.
5. Pengacara dan Hakim
Pekerjaan semacam ini membutuhkan interpretasi hukum, persuasi dalam pengadilan, dan pemahaman konteks sosial yang kompleks—sulit digantikan oleh algoritma meskipun AI bisa membantu riset kasus.