Inilah Lima Pekerjaan yang Tidak Bisa Digantikan oleh AI

M. Habib Saifullah | Kamis, 31/07/2025 21:05 WIB
Inilah Lima Pekerjaan yang Tidak Bisa Digantikan oleh AI Logo terlihat selama KTT AI for Good Global tentang kecerdasan buatan, yang diselenggarakan oleh International Telecommunication Union (ITU), di Jenewa, Swiss, 30 Mei 2024. (FOTO:REUTERS)

JAKARTA - Kecerdasan buatan (AI) mungkin mampu mengotomatisasi berbagai tugas administratif, analisis data, atau layanan pelanggan.

Namun ada bidang profesi yang secara inheren membutuhkan sentuhan manusia, baik dari sisi empati, kreativitas, hingga pengambilan keputusan strategis yang menurut para ahli akan tetap menjadi domain manusia.

Berbagai studi dan pandangan pakar menegaskan bahwa meskipun AI berkembang pesat, beberapa pekerjaan tetap aman dari otomatisasi penuh.

Kajian terbaru menunjukkan bahwa peran pekerjaan fisik dan interaksi sosial langsung tetap sangat tahan terhadap pengaruh AI. Meskipun AI bisa mendukung efisiensi, pekerjaan seperti perawat atau petugas kebersihan tidak mudah digantikan karena membutuhkan kehadiran manusia secara nyata.

Melansir dari berbagai sumber, berikut ini lima pekerjaan sulit digantikan oleh AI.

1. Profesional Kesehatan (dokter, perawat, terapis)

Pekerjaan ini membutuhkan empati, intuisi, dan interaksi emosional dalam memberikan perawatan pasien—AI masih belum bisa menggantikan hubungan manusia secara langsung dalam situasi medis kompleks.

2. Guru atau Pendidik

Guru atau pendidikan memerlukan keterlibatan personal dengan siswa, adaptasi metode pengajaran berdasarkan kebutuhan individu, serta kemampuan membina karakter dan motivasi yang jauh di luar jangkauan AI pendidikan.

3. Pekerjaan terampil berbasis tangan seperti tukang ledeng, tukang listrik, tukang kayu

Pekerjaan ini dinilai tetap aman karena memerlukan adaptasi di lokasi kerja, keahlian fisik, dan penyelesaian masalah real time—hal yang belum tergantikan oleh robot atau AI.

4. Manajer HR

kepemimpinan organisasi harus menangani konflik interpersonal, membangun budaya kerja, dan membuat keputusan etis—nilai-nilai humanis yang sulit dikodekan dalam sistem AI.

5. Pengacara dan Hakim

Pekerjaan semacam ini membutuhkan interpretasi hukum, persuasi dalam pengadilan, dan pemahaman konteks sosial yang kompleks—sulit digantikan oleh algoritma meskipun AI bisa membantu riset kasus.