WASHINGTON - Petugas polisi New York yang tewas dalam penembakan massal di gedung pencakar langit Manhattan pada hari Senin digambarkan oleh wali kota dan komisioner polisi kota tersebut sebagai imigran Bangladesh yang heroik yang menyelamatkan nyawa sambil "mempertaruhkan nyawanya."
Seorang pria bersenjata melepaskan tembakan pada hari Senin di dalam gedung perkantoran di pusat kota, menewaskan empat orang, termasuk Didarul Islam, 36 tahun, sebelum akhirnya menembak dirinya sendiri, kata para pejabat.
"Kami kehilangan empat jiwa akibat aksi kekerasan senjata yang tidak masuk akal, termasuk seorang anggota Departemen Kepolisian Kota New York, Petugas Islam," ujar Wali Kota New York, Eric Adams, kepada wartawan dalam konferensi pers Senin malam.
Adams mengatakan petugas tersebut adalah veteran kepolisian yang telah bertugas selama tiga setengah tahun.
"Dia menyelamatkan nyawa, dia melindungi warga New York," kata Adams. "Dia mencintai kota ini, dan semua orang yang kami ajak bicara menyatakan bahwa dia adalah orang yang beriman dan percaya kepada Tuhan."
Adams mengatakan ia bertemu keluarga petugas tersebut pada Senin malam.
"Saya memberi tahu mereka bahwa dia adalah pahlawan, dan kami mengaguminya karena mempertaruhkan nyawanya," tambah wali kota.
Islam telah menikah, memiliki dua putra yang masih kecil, dan istrinya sedang hamil anak ketiga, kata Komisaris Polisi Jessica Tisch dalam konferensi pers.
"Dia menempatkan dirinya dalam bahaya. Dia melakukan pengorbanan terbesar — ditembak dengan darah dingin," katanya.
Islam sedang bertugas sebagai petugas keamanan berbayar di gedung tersebut ketika penembakan terjadi, tambah komisaris tersebut.
Detail semacam itu memungkinkan "perusahaan untuk mempekerjakan petugas berseragam guna memberikan keamanan seragam tambahan," ujarnya.
Tidak termasuk Islam, 42 petugas federal, negara bagian, kabupaten, kota, militer, dan teritori AS telah gugur saat bertugas pada paruh pertama tahun 2025, menurut data awal dari Dana Peringatan Petugas Penegak Hukum Nasional.