JAKARTA - Lembaga Sensor Film (LSF) menyatakan, dari total 122 juta penonton film di bioskop, 67 persen di antaranya lebih memilih untuk menonton film nasional.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Subkomisi Publikasi Lembaga Sensor Film (LSF) Nusantara Husnul Khatim Mulkan dalam kegiatan Penguatan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri dan Nobar Film Believe: Takdir, Mimpi, Keberanian di XXI Djakarta Theater, Minggu (27/7/2025).
"Ada 81 juta penonton yang memilih untuk menonton film Indonesia," kata Khatim.
Selain itu, pada 2024, LSF juga telah berhasil menyensor sebanyak 285 film nasional dan 255 film impor atau luar negeri. Dengan begitu, kata dia, secara kuantitas jumlah film nasional masih di atas film impor.
Karena itu, ia pun turut bangga dengan semakin banyaknya sineas Tanah Air yang berhasil membuat karya film yang luar biasa.
"Artinya ini sudah melewati target kami 80 juta penonton pada tahun 2024," ujar dia.
Selain itu, pihaknya juga telah berhasil melakukan penyensoran terhadap 124 film sepanjang semester pertama 2025.
"Dan tahun ini juga kami menargetkan 300 film nasional untuk layar lebar terlampaui. Ini sesuai dengan capaian yang sudah kami lakukan dari tahun 2024," ujar dia.
Lebih dari itu, LSF sebagai stakeholder yang diamanatkan negera untuk melakukan pengawasan dan menjaga tontonan masyarakat, sangat berperan penting dalam memberikan tontonan yang layak dan sesuai dengan klasifikasi usia.
"Mudah-mudahan di kegiatan kita kali ini, kita bisa belajar untuk mencoba untuk memulai dari keluarga kita sendiri bahwa anak-anak kita dari mulai usia anak-anak hingga remaja adalah aset berharga kita," ujar dia.