JAKARTA — Ketua Dewan Pers, Prof. DR. Komaruddin Hidayat, menekankan tentang pentingnya etika, integritas, dan spiritualitas dalam profesi jurnalisme.
Hal itu ia sampaikan secara saat menjadj keynote speech di acara Diskusi dan Rakernas 2025 Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) yang bertajuk “Tantangan Jurnalis Muslim di Era Disrupsi Digital dan Artificial Intelligence (AI)” di Graha Ali Sadikin, Balai Kota DK Jakarta, Jakarta Pusat, Jumat (25/7/2025).
“Di tengah era banjir informasi dan potensi manipulasi digital, jurnalis muslim harus menjadi garda terdepan dalam menjaga kebenaran dan membangun narasi yang mencerdaskan umat,” kata Prof, Komaruddin.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Dr. Pramono Anung Wibowo yang diwakili oleh Kepala Bidang Komunikasi Publik DKI Jakarta, Koharuddin menyampaikan dukungan penuh Pemerintah Provinsi DK Jakarta terhadap inisiatif jurnalis muslim dalam mendorong media yang sehat, berintegritas, dan berpihak pada kepentingan publik.
Kepala Bidang Organisasi Kesbangpol DKI Jakarta, Eliezer, turut menyampaikan sambutan resmi mewakili tuan rumah lokasi kegiatan. Ia menyampaikan apresiasi atas kontribusi PJMI dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan melalui perspektif keislaman yang inklusif dan edukatif.
Menurutnya, sinergi antara organisasi pers dan institusi pemerintahan menjadi kunci dalam menjaga harmoni sosial di tengah masyarakat multikultural.
Rakernas ini juga dihadiri berbagai tokoh penting, di antaranya Mohamad Bawazeer, Penasehat KADIN Timur Tengah; KH Masyhuril Khamis, Ketua Umum Pimpinan Pusat Al-Washliyah; serta tokoh-tokoh jurnalis senior dan penggerak organisasi kemasyarakatan Islam. Kehadiran mereka menambah legitimasi Rakernas sebagai ajang strategis untuk menyatukan visi umat melalui kekuatan informasi dan literasi.
Ketua Umum PJMI, H. Ismail Lutan, menyampaikan bahwa Rakernas kali ini menegaskan kembali urgensi peran jurnalis Muslim dalam membangun ekosistem informasi yang adil, berkualitas, dan berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan universal.
“Kami ingin memastikan jurnalis Muslim mampu menjawab tantangan zaman dengan tetap mengedepankan prinsip jurnalisme profetik, yakni jujur, amanah, menyampaikan kebenaran, dan cerdas,” ujarnya.
Diskusi publik menghadirkan narasumber lintas bidang, antara lain Dr. Ika Karlina, pakar komunikasi dari Monash University, Dr. H.M. Luthfie, akademisi Universitas Djuanda, dan pengantar dari Emily Magaziner, Public Diplomacy Officer dari Kedutaan Besar Amerika Serikat.
Dalam pengantarnya Emily Magaziner, menyampaikan, Amerika Serikat, sebagai pemimpin global dalam ilmu pengetahuan dan inovasi, terus mengembangkan teknologi AI mutakhir.
“AI mengubah cara berita diproduksi, disebebarluaskan, dan dikonsumsi, serta mengubah bagaimana para jurnalis di seluruh dunia menjalankan tugasnya. Saya harap presentasi dan diskusi hari ini memberikan kesempatan untuk mempelajari kekuatan dan potensi AI,” ujarnya.
Rakernas tersebut juga diwarnai dengan penyerahan mushaf Al-Qur’an oleh Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) kepada seluruh peserta. Selain BWA, Rakernas juga didukung oleh Rumah Zakat, Siwak-F, Airnav Indonesia, Universitas Paramadina Jakarta, Universitas Islam As Syafi’iyah Jatiwaringin, dan sejumlah pihak lainnya.