• News

Tewaskan Anak-anak, Pelajar Tuntut Kompensasi Jet Tempur Bangladesh yang Jatuh

Yati Maulana | Selasa, 22/07/2025 23:05 WIB
Tewaskan Anak-anak, Pelajar Tuntut Kompensasi Jet Tempur Bangladesh yang Jatuh Seorang anggota Angkatan Udara Bangladesh bekerja di lokasi pesawat latih angkatan udara menabrak gedung milik Milestone School and College, di Dhaka, Bangladesh, 22 Juli 2025. REUTERS

DHAKA - Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan para pelajar yang marah di Bangladesh pada hari Selasa yang menuntut jawaban dari pemerintah sementara. Sebelumnya, sebuah jet tempur angkatan udara jatuh di sebuah sekolah di Dhaka dan menewaskan 31 orang, setidaknya 25 di antaranya anak-anak.

Anak-anak tersebut, yang sebagian besar berusia di bawah 12 tahun, hendak pulang sekolah pada hari Senin ketika jet tempur F-7 BGI buatan Tiongkok milik Angkatan Udara Bangladesh menabrak sekolah mereka dan terbakar, menjebak para murid dalam api dan puing-puing.

Pihak militer mengatakan bahwa pesawat mengalami kerusakan mekanis.

Para siswa dari sekolah tersebut dan beberapa lainnya dari perguruan tinggi terdekat melakukan protes ketika dua pejabat pemerintah mengunjungi lokasi kecelakaan, menuntut jumlah korban tewas yang akurat dan berteriak, "Mengapa saudara-saudara kami meninggal? Kami menuntut jawaban!"

Di tempat lain di ibu kota, ratusan siswa yang berunjuk rasa, beberapa di antaranya mengacungkan tongkat, menerobos gerbang utama sekretariat pemerintah federal, menuntut pengunduran diri penasihat pendidikan, menurut rekaman TV lokal.

Polisi menyerang mereka dengan tongkat, menembakkan gas air mata, dan menggunakan granat suara untuk membubarkan kerumunan, menyebabkan puluhan orang terluka, kata para saksi mata.

Wakil Komisaris Kepolisian Metropolitan Dhaka, Talebur Rahman, mengatakan mereka harus menggunakan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa. Ia mengatakan tidak memiliki informasi mengenai jumlah korban luka.

Petugas penyelamat terus menyisir puing-puing di gedung-gedung yang hangus pada hari Selasa sementara warga yang berduka di daerah tersebut menyaksikan. Beberapa orang tua tampak tak terhibur.

Abul Hossain menangis tersedu-sedu saat bercerita tentang putrinya yang berusia sembilan tahun, Nusrat Jahan Anika, yang tewas dalam kecelakaan itu. "Saya mengantarnya ke sekolah kemarin pagi seperti biasa. Saya tidak menyangka itu akan menjadi terakhir kalinya saya bertemu dengannya," ujarnya.
Ia dimakamkan pada Senin malam.

Rubina Akter mengatakan putranya, Raiyan Toufiq, secara ajaib lolos setelah bajunya terbakar saat berada di tangga.

"Ia berlari ke lantai dasar dan melompat ke rumput untuk memadamkannya," katanya. "Baju dan rompi di dalamnya robek, yang menyelamatkannya dari luka bakar parah."

Pesawat itu lepas landas dari pangkalan udara terdekat dalam misi latihan rutin, kata militer. Setelah mengalami kerusakan mekanis, pilot mencoba mengalihkan pesawat dari daerah padat penduduk, tetapi pesawat jatuh di kampus. Pilot tersebut termasuk di antara korban tewas.

Pada hari Selasa, militer mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 31 orang telah meninggal dunia dan 165 orang telah dirawat di rumah sakit di kota tersebut. Kementerian Kesehatan mengatakan 68 orang masih dirawat di rumah sakit dan 10 di antaranya dalam kondisi kritis.

Pemerintah mengumumkan hari berkabung, dengan pengibaran bendera setengah tiang dan doa khusus di semua tempat ibadah. Paus Leo mengatakan ia sangat berduka atas hilangnya nyawa dalam kecelakaan itu dan berdoa agar keluarga dan sahabat dapat dihibur dalam kesedihan mereka, dan agar para korban luka diberikan kesembuhan dan penghiburan, menurut pernyataan Vatikan.

Para mahasiswa yang berunjuk rasa menuntut agar nama-nama korban tewas dan luka-luka dicantumkan, penonaktifan jet-jet yang mereka sebut tua dan berisiko, serta perubahan prosedur pelatihan angkatan udara.

Sebuah pernyataan dari kantor pers Muhammad Yunus, administrator sementara negara itu, mengatakan bahwa pemerintah, militer, otoritas sekolah, dan rumah sakit sedang bekerja sama untuk menerbitkan daftar korban.

Pernyataan tersebut juga menyatakan bahwa angkatan udara akan diperintahkan untuk tidak mengoperasikan pesawat latih di daerah padat penduduk.

F-7 BGI adalah varian terakhir dan tercanggih dalam keluarga pesawat Chengdu J-7/F-7 Tiongkok, menurut Jane`s Information Group. Bangladesh menandatangani kontrak untuk 16 pesawat pada tahun 2011 dan pengiriman selesai pada tahun 2013.

Chengdu F-7 adalah versi MiG-21 era Soviet yang diproduksi dengan lisensi.

Insiden ini terjadi ketika negara tetangga India masih bergulat dengan bencana penerbangan terburuk di dunia dalam satu dekade setelah sebuah pesawat Air India jatuh menimpa sebuah asrama perguruan tinggi kedokteran di Ahmedabad bulan lalu, menewaskan 241 dari 242 orang di dalamnya dan 19 orang di darat.

Bangladesh s menghadapi ketidakpastian politik selama berbulan-bulan setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina terpaksa meninggalkan negara itu Agustus lalu menyusul protes mahasiswa yang mematikan selama berminggu-minggu.

Pemerintah sementara peraih Nobel Yunus telah berjanji untuk menyelenggarakan pemilu tahun depan di tengah meningkatnya tuntutan dari partai-partai politik untuk memajukannya.