• News

Bantah Suka Gambar, Sketsa Trump Terkait Kasus Kejahatan Seksual Beredar Luas

Yati Maulana | Senin, 21/07/2025 11:05 WIB
Bantah Suka Gambar, Sketsa Trump Terkait Kasus Kejahatan Seksual Beredar Luas Sebuah gambar cakrawala kota New York yang ditandatangani oleh Donald Trump dan bertanda waktu 2004, dipromosikan untuk dilelang pada Januari 2020. Foto via REUTERS

WASHINGTON - Presiden Donald Trump secara terbuka membantah bahwa ia menggambar. Tetapi banyak contoh sketsanya telah terjual di pelelangan selama bertahun-tahun, banyak di antaranya berasal dari masanya sebagai pengembang real estat New York, lapor New York Times pada hari Jumat.

Gambar-gambar yang dikaitkan dengan Trump, biasanya berupa lanskap kota atau landmark sederhana yang digambar dengan spidol hitam dan ditandatangani dengan namanya. Sketsa tersebut disumbangkan ke berbagai badan amal pada awal tahun 2000-an dan telah meraup ribuan dolar dalam penjualan selanjutnya, tambah surat kabar itu.

"Saya tidak menggambar," tulis Trump di Truth Social minggu ini, membantah laporan Wall Street Journal tentang ucapan selamat ulang tahun tahun 2003 untuk mendiang pemodal dan pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein yang menyandang nama Trump dan menampilkan gambar yang bernada seksual.

Pada hari Jumat, Trump menggugat Journal dan para pemiliknya, termasuk Rupert Murdoch, dengan tuntutan ganti rugi setidaknya $10 miliar atas laporan tersebut. Namun, dalam bukunya yang terbit tahun 2008, "Trump Never Give Up: How I Turned My Biggest Challenges Into Success", Trump mengakui kontribusi artistiknya.

"Saya hanya butuh beberapa menit untuk menggambar sesuatu, dalam kasus saya, biasanya sebuah gedung atau lanskap kota pencakar langit, lalu menandatangani nama saya, tetapi hasilnya menghasilkan ribuan dolar untuk membantu mereka yang kelaparan di New York," tulisnya.

Pada hari Jumat, juru bicara Gedung Putih, Steven Cheung, menepis laporan tersebut dan segala dugaan bahwa gambar-gambar Trump mirip dengan yang dijelaskan oleh Wall Street Journal.

"Seperti yang dikatakan presiden, Wall Street Journal memuat berita palsu dan dia tidak menggambar hal-hal seperti yang dijelaskan oleh media tersebut," kata Cheung dalam sebuah pernyataan.

"The New York Times terlibat dalam klaim palsu dan pencemaran nama baik, dan membuat persamaan palsu ini membuktikan bahwa mereka adalah musuh rakyat."