Jakarta, Katakini.com - Dalam khazanah literatur Islam, kita sering menjumpai kisah-kisah yang sarat makna simbolis, salah satunya tentang ular berkepala sembilan yang disebut dalam sejumlah riwayat.
Meski sepintas terdengar seperti dongeng atau mitos, sejatinya kisah ini mengandung pesan mendalam yang patut direnungkan dengan bijak.
Salah satu hadis menyebutkan adanya siksaan yang sangat pedih di neraka, termasuk keberadaan ular-ular raksasa berkepala banyak. Rasulullah SAW bersabda:
"Di neraka terdapat ular sebesar leher unta, jika salah satu dari ular itu menggigit penghuni neraka, maka orang tersebut akan merasakan sakitnya selama 40 tahun." (HR. Ahmad, At-Tirmidzi)
Sejumlah ulama menafsirkan bahwa di antara ular-ular itu ada yang dikenal sebagai ular berkepala sembilan, yang dijadikan simbol dahsyatnya siksa yang menanti para pendosa di akhirat.
Namun, penting untuk diketahui bahwa tidak semua riwayat mengenai ular berkepala sembilan tercatat dalam kitab-kitab hadis berderajat shahih.
Sebagian keterangan mengenai hal ini lebih banyak ditemukan dalam kitab-kitab tafsir atau penjelasan ulama (syarah) yang digunakan sebagai ilustrasi untuk menunjukkan betapa beratnya azab neraka, bukan untuk dipahami secara harfiah.
Dalam pendekatan tasawuf, gambaran ular berkepala sembilan sering dimaknai sebagai perumpamaan hawa nafsu manusia yang bercabang-cabang. Bila tidak dikendalikan, hawa nafsu ini bisa menjerumuskan seseorang pada kehancuran diri sendiri, baik di dunia maupun di akhirat.
Pada akhirnya, pesan utama dari kisah ini adalah ajakan untuk selalu waspada dan menjaga diri dari perbuatan maksiat, serta berjuang melawan hawa nafsu agar terhindar dari azab Allah SWT.