• News

Pemerintah Suriah Desak Pihak Terkait Hormati Gencatan Senjata di Druze

Yati Maulana | Minggu, 20/07/2025 07:05 WIB
Pemerintah Suriah Desak Pihak Terkait Hormati Gencatan Senjata di Druze Pejuang Badui mengendarai sepeda motor di sepanjang jalan, di Provinsi Sweida, Suriah, 18 Juli 2025. REUTERS

DAMASKUS - Pemerintah Suriah yang dipimpin kelompok Islamis mengatakan pasukan keamanannya dikerahkan di kota Sweida, yang mayoritas penduduknya beragama Druze, pada hari Sabtu dan mendesak semua pihak untuk menghormati gencatan senjata setelah berhari-hari pertumpahan darah antar-faksi yang telah menewaskan ratusan orang.

Presiden Sementara Ahmed al-Sharaa dalam pidato terpisah mengatakan bahwa mediasi "Arab dan Amerika" telah membantu menciptakan ketenangan, dan mengkritik Israel atas serangan udara terhadap pasukan pemerintah Suriah di selatan dan Damaskus selama seminggu.

Provinsi Sweida telah dilanda kekerasan selama hampir seminggu, yang dimulai dengan bentrokan antara pejuang Badui dan faksi Druze, sebelum Damaskus mengirimkan pasukan keamanan pemerintah.

Israel telah melakukan serangan udara di Suriah selatan dan terhadap Kementerian Pertahanan di Damaskus, dengan mengatakan bahwa Israel melindungi minoritas Druze, yang jumlahnya signifikan di Israel dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, kepresidenan Suriah mengumumkan gencatan senjata segera dan menyeluruh serta mendesak semua pihak untuk segera mengakhiri permusuhan.

Kementerian Dalam Negeri mengatakan pasukan keamanan internal telah mulai dikerahkan di Sweida.

Sharaa menyerukan ketenangan dan mengatakan Suriah tidak akan menjadi "tempat uji coba untuk pemisahan, pemisahan diri, atau hasutan sektarian".

"Intervensi Israel mendorong negara itu ke fase berbahaya yang mengancam stabilitasnya," ujarnya dalam pidato yang disiarkan televisi.

Utusan AS Tom Barrack mengumumkan pada hari Jumat bahwa Suriah dan Israel telah menyepakati gencatan senjata yang didukung oleh Turki, Yordania, dan negara-negara tetangga.

Barrack, yang merupakan duta besar AS untuk Turki sekaligus utusan Washington untuk Suriah, mendesak warga Druze, Badui, dan Sunni untuk meletakkan senjata mereka "dan bersama dengan minoritas lainnya membangun identitas Suriah yang baru dan bersatu".

Israel telah menyerang fasilitas dan persenjataan militer Suriah dalam tujuh bulan sejak pasukan Sharaa menggulingkan Presiden Bashar al-Assad, dan mengatakan ingin wilayah Suriah selatan di dekat perbatasannya tetap didemiliterisasi.

Pada hari Jumat, seorang pejabat Israel mengatakan Israel telah setuju untuk mengizinkan pasukan Suriah mengakses wilayah Sweida secara terbatas selama dua hari ke depan.