Jakarta, Katakini.com - Dalam dunia sepak bola yang penuh emosi dan gairah, momen selebrasi gol kerap menjadi sorotan.

Tak jarang, pemain meluapkan kegembiraan secara spontan, termasuk dengan membuka kaus setelah mencetak gol. Namun, tindakan ini justru berujung kartu kuning dari wasit. Mengapa selebrasi buka baju dilarang dalam aturan sepak bola?

Larangan ini bukan sekadar soal estetika atau tata krama, melainkan telah diatur secara resmi oleh FIFA dalam Laws of the Game.

Berdasarkan aturan yang diterbitkan oleh International Football Association Board (IFAB), selebrasi dengan membuka jersey digolongkan sebagai tindakan unsporting behaviour atau perilaku tidak sportif.

Dalam Laws of the Game 2024/25, pada bagian “Celebration of a Goal”, disebutkan bahwa:

“A player must be cautioned if: he removes his shirt or covers his head with the shirt."

Dengan kata lain, setiap pemain yang melakukan selebrasi dengan membuka kaus atau menutup kepala dengan kaus akan diberi kartu kuning, tanpa pengecualian, sekalipun niatnya hanya untuk mengekspresikan rasa bahagia.

Berikut 4 alasan di balik larangan selebrasi buka baju dalam pertandingan sepak bola:

1. Menjaga Disiplin dan Standar Sportivitas

FIFA ingin memastikan bahwa selebrasi tidak berubah menjadi ajang pamer berlebihan atau bentuk perayaan yang bisa memancing provokasi. Membuka baju dianggap melewati batas selebrasi wajar dan dapat mengarah pada bentuk showboating yang berlebihan.

2. Potensi Provokasi Penonton

Dalam situasi tertentu, melepas kaus bisa dianggap sebagai tindakan provokatif, terutama saat laga panas atau derbi. Tindakan ini bisa memicu emosi penonton lawan atau memperkeruh suasana di lapangan.

3. Menghindari Pesan Politis atau Komersial

Pemain yang membuka kaus bisa saja menampilkan kaus dalamnya yang mengandung pesan politik, keagamaan, atau iklan yang melanggar ketentuan FIFA. Dengan melarang buka kaus, federasi menjaga agar lapangan tetap netral dan bebas dari unsur non-olahraga.

4. Keseragaman Tampilan Tim

Setiap pemain diwajibkan mengenakan seragam resmi yang disetujui. Saat pemain membuka kausnya, mereka dianggap keluar dari standar kerapian dan keseragaman kostum tim yang sudah ditetapkan.