Jakarta, Katakini.com - Pemain asal Brasil sering kali mencuri perhatian publik sepak bola berkat kemampuan teknik yang luar biasa. Namun, pesona permainan ala Samba belum tentu mampu menyatu mulus dengan kerasnya atmosfer sepak bola Inggris.
Premier League dikenal sebagai liga dengan intensitas tinggi, ritme cepat, dan benturan fisik yang cukup dominan. Tak hanya itu, iklim yang dingin dan gaya bermain yang kaku juga menjadi tantangan tersendiri bagi para pemain Brasil yang terbiasa dengan sepak bola bernuansa bebas dan atraktif.
Banyak pesepak bola Brasil datang ke Inggris dengan ekspektasi tinggi, membawa nama besar dan segudang prestasi. Namun, tak sedikit dari mereka yang gagal menyesuaikan diri dan akhirnya harus angkat kaki lebih cepat dari perkiraan.
Meski demikian, sejumlah pemain lainnya berhasil beradaptasi dan justru menjadikan Liga Inggris sebagai ajang pembuktian kualitas. Bagi mereka, Premier League menjadi panggung untuk menorehkan jejak emas dalam karier sepak bola mereka.
Gelandang bertahan ini tampil hampir satu dekade di bawah asuhan Manuel Pellegrini dan Pep Guardiola. Dia memainkan peran kunci dalam dominasi City, memenangkan lima gelar Liga Premier dan dikenal sebagai pemimpin tenang yang jadi tulang punggung strategi Guardiola.
Didatangkan dari Hoffenheim, Firmino menjelma sebagai penyerang unik yang tidak hanya mencetak gol, tetapi juga menciptakan ruang bagi Sadio Mané dan Mohamed Salah.
Firmino membantu Liverpool menjuarai Liga Champions dan Liga Premier, serta menjadi pemain Brasil tersubur sepanjang sejarah Liga Premier.
Sejak bergabung dengan Liverpool, Alisson menjadi simbol stabilitas di bawah mistar. Dia membawa ketenangan bagi pertahanan dan mencetak rekor clean sheet yang luar biasa. Bersama Virgil van Dijk, Alisson menjadi tulang punggung era kejayaan Liverpool modern.
Penyerang asal Brasil ini memulai karier Eropa bersama Manchester City dan sukses mengoleksi empat gelar liga. Setelah hijrah ke Arsenal, dia langsung menjadi bagian penting dalam revolusi permainan ala Mikel Arteta, membuktikan dirinya bukan hanya pelapis.
Bergabung dengan Chelsea di era kejayaan Mourinho, Willian dikenal karena konsistensi, teknik tinggi, dan kerja kerasnya. Dia mengoleksi dua gelar Liga Premier sebelum melanjutkan karier di Arsenal dan Fulham, sehingga menjadi pemain Brasil dengan jumlah penampilan terbanyak di Liga Premier.
Gaya bermainnya yang cepat dan agresif cocok dengan Liga Premier. Ramires berkontribusi besar dalam kesuksesan Chelsea di Liga Champions 2012 dan Liga Premier 2015, sebelum melanjutkan karier ke Tiongkok.
Meski sering menuai kontroversi karena gaya mainnya yang flamboyan, David Luiz menjadi bagian penting dalam keberhasilan Chelsea dan Arsenal. Dia memenangkan gelar liga, FA Cup, dan Liga Europa bersama The Blues.
Datang ke Chelsea di usia 36 tahun, bek veteran ini membuktikan dirinya tetap relevan di level tertinggi. Ketenangannya menjadi fondasi bagi lini belakang Chelsea yang akhirnya menjuarai Liga Champions pada 2021.
Didatangkan dari Ligue 1, Gabriel langsung mendapat tempat utama di jantung pertahanan Arsenal. Dia tampil solid dan berkontribusi dalam kebangkitan klub yang kini bersaing di papan atas liga.
Meski tidak selama Firmino atau Willian, Oscar memberikan kontribusi besar selama di Chelsea. Dia mencetak gol-gol penting, memenangkan gelar liga dan tampil elegan sebagai gelandang serang sebelum memilih hijrah ke Liga Tiongkok.