• News

Direktur PKPEN Harap Indonesia Membuka Diri pada Kerjasama Internasional

Aliyudin Sofyan | Jum'at, 04/07/2025 21:17 WIB
Direktur PKPEN Harap Indonesia Membuka Diri pada Kerjasama Internasional Presiden Prabowo Subianto (kiri) dan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman Al Saud (MBS) dalam pertemuan bilateral di Jeddah Arab Saudi (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

JAKARTA - INDONESIA diharapkan membuka diri pada kerjasama internasional dan mendorong swasta terlibat aktif dalam pembangunan nasional. Sebagai negara berpenduduk 285 juta jiwa dengan kekayaan yang melimpah, Indonesia menjadi perhatian dunia internasional.

"Sebagai negara berkembang yang mengarah sebagai negara maju dan moderen, posisi Indonesia sangat diperhitungkan oleh berbagai negara di dunia. Indonesia adalah salah satu negara berpengaruh di dunia internasional dan pemain di kancah global," kata Direktur Eksekutif Pranata Kebijakan Politik dan Ekonomi Nasional (PKPEN) Bambang Widjanarko Setio kepada wartawan di Jakarta, Jumat (4/7/25).

Bambang yang juga Ketua DPD Prabowo Mania 08 Jawa Timur mengatakan bahwa di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, arah kebijakan pembangunan nasional akseleratif dengan intensitas dunia global.

"Indonesia harus menjadi subjek dan tidak lagi menjadi objek. Artinya, Indonesia adalah kekuatan yang diperhitungkan," kata Bambang.

Menurut Bambang, pihaknya mendukung penuh kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang meminta semua pihak swasta dari kalangan swasta untuk berpartisipasi pada pembangunan di Indonesia. Partisipasi yang dilakukan melalui  kerjasama dan investasi di berbagai proyek yang ada di Indonesia.

"Saya sangat yakin, Presiden Prabowo mendukung segala upaya, inisiatif,  inovasi dari berbagai kalangan swasta nasional maupun internasional. Karena Indonesia adalah negara terbuka untuk pembangunan kesejahteraan bangsa. Artinya, Indonesia butuh partisipasi, butuh investasi, butuh kerjasama nasional dan internasional yang saling menguntungkan," kata Bambang.

Selain itu, Bambang menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang menarik perhatian para investor asing. Bahkan, di tengah ketegangan geopolitik dan fragmentasi ekonomi global, karena Indonesia memiliki potensi sumber daya alam dan pasar domestiknya yang besar.

Bambang mengatakan bahwa daya tarik, potensi, dan peluang kerjasama investasi di Indonesia masih sangat besar. Karena, potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia.

Menurut Bambang, kunjungan Presiden Prabowo ke berbagai negara menghasilkan kerjasama investasi. Artinya, ketegangan geopolitik dan dinamika ekonomi global menjadi potensi besar bagi Indonesia, terutama relokasi investasi dari negara-negara produsen.

"Perusahaan multinasional terutama dalam hal penempatan rantai pasok dan basis produksi mengambil langkah relokasi dan diversifikasi tempat produksi dan Indonesia berpeluang menjadi alternatif lokasi investasi baru. Indonesia memiliki peluang dari relokasi investasi, hilirisasi mineral, dan pasar domestik yang kuat," tandas Bambang.