• News

Menko PM Dukung Pembangunan Bandara di Bali Utara

M. Habib Saifullah | Selasa, 01/07/2025 17:05 WIB
Menko PM Dukung Pembangunan Bandara di Bali Utara Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin

Jakarta, Katakini.com - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar mendukung pembangunan North Bali International Airport atau Bandara Internasional Bali Utara yang berlokasi di Buleleng, Bali.

"Kalau bandara ini cepat maka pemberdayaan akan cepat. Itu membuat kita semangat. UMKM tumbuh, ekonomi kreatif semakin maju," kata Menko PM Muhaimin Iskandar dalam keterangannya, Selasa (1/7/2025).

Menurutnya, pembangunan bandara yang berada di wilayah utara Bali ini akan mendorong percepatan pemberdayaan budaya. Apalagi, kata dia, Bali telah memenuhi tiga syarat untuk menjadi wilayah maju.

"Bali mendukung kepastian hukum. Nah, di mana-mana yang maju itu karena ada kepastian hukum. Kepastian hukum itu muncul, maka muncul trust. Begitu muncul trust, muncul pembangunan," kata Menko Muhaimin Iskandar.

Menurutnya, pemenuhan ketiga syarat itu tak terlepas dari keluhuran kebudayaan yang dimiliki Bali yang tercermin dalam tradisi dan perilaku masyarakatnya.

Syarat pertama yang telah dipenuhi adalah adanya kepastian hukum. "Yang kedua adalah tradisi dan budayanya yang menopang dan mendukung," kata Menko Muhaimin Iskandar.

Kemudian akses transportasi layak yang dimiliki Bali menjadi syarat ketiga yang telah dipenuhi untuk menjadi wilayah maju.

Namun ia menekankan Pulau Dewata perlu memiliki dua bandara untuk semakin mempercepat perkembangan Bali menjadi wilayah maju.

"Kalau akses ini hanya satu bandara tidak akan bisa cepat. Harus dua bandara minimal akses. Akses itu terpenuhi," ujar Menko Muhaimin Iskandar.

Pernyataan tersebut senada dengan Presiden RI Prabowo Subianto yang pernah menyatakan dukungan untuk membangun Bandara Internasional Bali Utara.

Prabowo mengatakan komitmen tersebut sejalan dengan rencana untuk membuat Bali menjadi "The New Singapore" dan "The New Hong Kong".