• News

Trump akan Pertimbangkan untuk Mengebom Lagi Jika Iran Perkaya Uranium

Yati Maulana | Minggu, 29/06/2025 21:45 WIB
Trump akan Pertimbangkan untuk Mengebom Lagi Jika Iran Perkaya Uranium Miniatur cetakan 3D wajah Presiden AS Donald Trump dan peta Iran terlihat dalam ilustrasi ini yang diambil pada tanggal 23 Juni 2025. REUTERS

WASHINGTON - Presiden AS Donald Trump mengkritik tajam Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamanei, pada hari Jumat, membatalkan rencana untuk mencabut sanksi terhadap Iran dan mengatakan ia akan mempertimbangkan untuk membom Iran lagi jika Teheran memperkaya uranium ke tingkat yang mengkhawatirkan.

Trump bereaksi keras terhadap pernyataan pertama Khamanei setelah konflik 12 hari dengan Israel yang berakhir ketika Amerika Serikat melancarkan serangan bom akhir pekan lalu terhadap situs nuklir Iran.

Khamanei mengatakan Iran "menampar muka Amerika" dengan melancarkan serangan terhadap pangkalan utama AS di Qatar setelah serangan bom AS. Khamanei juga mengatakan Iran tidak akan pernah menyerah.

Trump mengatakan ia telah menyelamatkan nyawa Khamanei. Pejabat AS mengatakan kepada Reuters pada 15 Juni bahwa Trump telah memveto rencana Israel untuk membunuh pemimpin tertinggi tersebut.

"Negaranya hancur, tiga Situs Nuklirnya yang jahat DIHANCURKAN, dan saya tahu TEPAT di mana dia berlindung, dan tidak akan membiarkan Israel, atau Angkatan Bersenjata AS, yang sejauh ini Terhebat dan Terkuat di Dunia, mengakhiri hidupnya," kata Trump dalam sebuah posting media sosial.

"SAYA MENYELAMATKANNYA DARI KEMATIAN YANG SANGAT BURUK DAN MALU," katanya.

Iran mengatakan kesepakatan nuklir potensial bergantung pada AS yang mengakhiri "nada tidak sopan" terhadap Pemimpin Tertinggi.

"Jika Presiden Trump benar-benar menginginkan kesepakatan, dia harus mengesampingkan nada tidak sopan dan tidak dapat diterima terhadap Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei, dan berhenti menyakiti jutaan pengikutnya yang tulus," kata Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi dalam sebuah posting di X pada dini hari Sabtu.

Trump juga mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir ia telah berupaya untuk mencabut sanksi terhadap Iran agar negara itu memiliki kesempatan untuk pulih dengan cepat. Ia mengatakan bahwa ia kini telah menghentikan upaya tersebut.

"Saya dihujani pernyataan kemarahan, kebencian, dan rasa jijik, dan segera menghentikan semua upaya untuk mencabut sanksi, dan sebagainya," katanya.

Trump mengatakan dalam konferensi pers di Gedung Putih bahwa ia tidak mengesampingkan kemungkinan menyerang Iran lagi, ketika ditanya tentang kemungkinan pengeboman ulang terhadap situs nuklir Iran jika dianggap perlu pada suatu saat nanti.

"Tentu, tanpa diragukan lagi, tentu saja," katanya.
Trump mengatakan bahwa ia ingin inspektur dari Badan Tenaga Atom Internasional - pengawas nuklir PBB - atau sumber lain yang dihormati untuk dapat memeriksa situs nuklir Iran setelah dibom akhir pekan lalu.

Trump telah menolak segala pernyataan bahwa kerusakan pada situs tersebut tidak separah yang dikatakannya.

Kepala IAEA, Rafael Grossi, mengatakan pada hari Rabu bahwa memastikan dimulainya kembali inspeksi IAEA adalah prioritas utamanya karena tidak ada yang dilakukan sejak Israel mulai mengebom pada tanggal 13 Juni.

Namun, parlemen Iran menyetujui langkah-langkah pada hari Rabu untuk menangguhkan inspeksi tersebut. Araqchi mengindikasikan pada hari Jumat bahwa Teheran dapat menolak permintaan apa pun dari kepala badan tersebut untuk mengunjungi situs nuklir Iran.

Trump mengatakan Iran masih ingin bertemu untuk membahas jalan ke depan. Gedung Putih mengatakan pada hari Kamis bahwa belum ada pertemuan antara AS dan delegasi Iran yang dijadwalkan sejauh ini.