Jakarta, Katakini.com - Doping bukan hanya menghantui dunia atletik atau balap sepeda, tetapi juga sepak bola.
Meski jarang terjadi, sejumlah pesepak bola ternama pernah terseret dalam kasus penggunaan zat terlarang yang berujung skorsing, kerusakan reputasi, hingga akhir karier.
Gelandang asal Prancis, Paul Pogba, menjadi sorotan dunia pada 2023 setelah dinyatakan positif menggunakan zat peningkat hormon testosteron. Insiden ini terjadi saat dirinya membela Juventus, dan ia pun dikenai larangan bermain selama 4 tahun. Namun, hukuman itu kemudian dikurangi menjadi 18 bulan setelah upaya banding. Kasus ini menjadi pukulan besar bagi kariernya yang tengah menurun akibat cedera.
Legenda Argentina ini dikeluarkan dari Piala Dunia 1994 setelah gagal dalam tes doping karena terbukti menggunakan efedrin, zat yang meningkatkan energi dan fokus. Maradona sempat menyangkal tuduhan tersebut, namun FIFA menjatuhkan larangan tampil selama 15 bulan. Momen ini menandai akhir tragis karier internasional sang maestro.
Mantan striker Chelsea, Adrian Mutu, terbukti positif menggunakan kokain dalam tes doping tahun 2004. Klub langsung memutus kontraknya, dan sang pemain dijatuhi sanksi larangan bertanding selama 7 bulan. Selain itu, ia juga harus membayar ganti rugi sebesar €17 juta kepada Chelsea—salah satu denda terbesar dalam sejarah sepak bola.
Sebelum dikenal sebagai pelatih jenius, Guardiola sempat terjerat kasus doping saat bermain untuk Brescia di Italia. Ia terbukti menggunakan nandrolone, steroid anabolik, dan sempat dihukum 4 bulan larangan bermain. Namun, Guardiola akhirnya dibebaskan setelah naik banding dan memenangi kasus tersebut di pengadilan.
Mantan pemain Manchester City dan Arsenal, Samir Nasri, diskors 18 bulan setelah menerima infus vitamin yang melebihi batas yang diizinkan oleh badan anti-doping. Meski tidak menggunakan zat terlarang secara langsung, terapi infus tersebut melanggar peraturan WADA. Ia diskors dari seluruh kegiatan sepak bola profesional pada 2018.
Kiper Ajax Amsterdam saat itu, Andre Onana, dijatuhi sanksi larangan bermain selama 12 bulan setelah kedapatan mengonsumsi zat terlarang furosemide. Onana berdalih bahwa ia secara tidak sengaja meminum obat milik istrinya. UEFA mengurangi hukumannya menjadi 9 bulan setelah banding, namun tetap membuatnya kehilangan banyak momentum penting.
Bek tangguh asal Belanda ini menjadi salah satu pemain yang terkena kasus nandrolone di awal 2000-an. Saat membela Lazio, ia didapati menggunakan steroid tersebut dan diskors selama 5 bulan. Meski demikian, Stam tetap mampu bangkit dan kembali tampil kompetitif setelah masa hukuman.