Menembus Sekat Madzhab: Menjadi Sunni di Negeri Syiah Iran

M. Habib Saifullah | Minggu, 29/06/2025 14:15 WIB
Menembus Sekat Madzhab: Menjadi Sunni di Negeri Syiah Iran Ilustrasi Sunni Syiah (Foto: Bincang Syariah)

Jakarta, Katakini.com - Sekiranya empat dekade revolusi Islam Iran telah lalu, negara yang berjuluk `Negeri para Mullah` telah melewati berbagai macam peristiwa besar, mulai dari peran Iran-Iraq, hingga konfrontasinya dengan Israel.

Namun selain dikenal sebagai aktor penting dalam geopolitik di Timur Tengah serta menjadi `kiblat Syiah` di dunia, ada satu pertanyaan yang kerap muncul dalam benak banyak orang, "Bagaimana nasib penganut Islam Sunni di Iran?"

Pada masa awal Republik Islam Iran (RII), Ayatollah Ruhollah Khomeini menyebutkan, revolusi Iran merupakan revolusi Islam, bukan khusus Syiah. Dia memfokuskan kepada nilai bersama anti-imperialisme, anti-Zionisme, dan pertahanan terhadap musuh bersama daripada memperdalam perbedaan doktrin.

Hal ini tergambar usai Khomeini mendirikan Minggu Persatuan Islam (Islamic Unity Week) pada Rabiul Awal untuk merayakan ulang tahun Nabi Muhammad SAW, dalam tradisi Sunni tanggal 12, dan Syiah tanggal 17.

Inisiatif tersebut berlanjut di bawah para penerusnya, termasuk Ali Khamenei yang juga mendirikan World Forum for Proximity of Islamic Schools of Thought (WFPIST) pada 1990 di Teheran, sebagai upaya institusional mempererat hubungan antar madzhab dalam Islam.

Bahkan kini, di era kepemimpinan Presiden Masoud Pezeshkian, muncul satu nama yang cukup mengejutkan, Abdolkarim Hosseinzadeh namanya, seorang politisi bermazhab Sunni sebagai wakilnya untuk pembangunan pedesaan.

"Dengan dekrit, presiden menunjuk Abdolkarim Hosseinzadeh ke jabatan wakil presiden yang bertanggung jawab atas pembangunan pedesaan dan daerah-daerah tertinggal di negara itu karena pengalamannya yang berharga," kata situs web kepresidenan, dikutip dari laman The New Arab, Minggu (29/6/2025).

Diketahui Muslim Sunni mencakup sekitar 10 persen dari populasi Iran, yang sebagian besar adalah Syiah dan Islam Syiah adalah agama resmi negara Iran.

Sementara itu, salah seorang mahasiswa Indonesia yang kini sedang menempuh pendidikan s2 di Iran yang tidak ingin disebutkan namanya mengaminkan kondisi antara Sunni dan Syiah di `Negeri para Mullah` itu cukup harmonis.

"Hubungan muslim sunni dan syiah di Iran sangat erat. Persatuan antara kedua kelompok ini di Iran sudah terjalin sejak lama," katanya saat dihubungi Katakini.com.

Ia juga mengatakan, mayoritas muslim sunni di Iran, banyak terdapat di provinsi Sistan Balucestan, selatan Iran, serta di daerah Kurdistan.

Berdasarkan kondisi yang dilihat ketika di Iran, lanjut dia, tidak ada tindakan diskriminasi yang dilakukan terhadap para penganut Sunni di Iran.

"Banyak juga pelajar dari berbagai dunia yang muslim sunni yang belajar di berbagai kampus ternama di Iran," ujar dia.

Keywords :


Muslim Sunni Iran
.
Syiah