Jakarta, Katakini.com - Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriah dan tergolong salah satu dari empat bulan suci (ashhur al-hurum) dalam Islam.
Selain menjadi penanda awal tahun baru Islam, bulan ini mengandung banyak keutamaan—terutama melalui amalan-amalan sunnah yang dapat memperkuat iman, spiritualitas, dan kesadaran sosial umat Muslim.
Nabi SAW bersabda bahwa puasa Asyura mampu menghapus dosa satu tahun sebelumnya, dan dianjurkan pula untuk berpuasa sehari sebelum atau sesudahnya (Tasu’a atau 11 Muharram).
Selain puasa, banyak tradisi yang dianjurkan dalam Muharram antara lain shalat sunnah, sedekah, silaturahim, dan membiasakan diri dengan bacaan-bacaan puitis atau zikir.
Puasa di bulan Muharram sangat ditekankan. Puasa Asyura, pada hari ke-10, dijelaskan dapat menghapus dosa tahun sebelumnya, sementara berpuasa sehari sebelumnya (Tasu’a).
Meskipun tidak eksklusif untuk Muharram, sholat tasbih sangat dianjurkan pada malam atau siang hari Asyura. Amalan ini termasuk dalam 12 sunnah Muharram, yaitu shalat empat rakaat dengan tasbih sebanyak 300 kali, yang bermanfaat membersihkan dosa.
Amalan sosial seperti sedekah sangat ditekankan. Dalam Muharram, sedekah khususnya di Asyura dipandang sebagai ekspresi syukur dan solidaritas. Membantu sesama tanpa pemberitaan sejajar dengan nilai perjuangan di hari Karbala.
Mempererat tali silahturahmi adalah salah satu sunnah, seperti menjenguk orang sakit, memberi nafkah keluarga, dan memotong kuku serta merawat anak yatim merupakan bagian dari 12 amalan Muharram, yang menguatkan ikatan sosial dan memberi ketenangan spiritual.
Memperbanyak shalat sunnah seperti tahajjud, dhuha, dan membaca Al‑Qur’an secara rutin adalah cara efektif untuk menyambut keberkahan Muharram. Hal ini mencerminkan kesadaran bahwa bulan ini memiliki bobot pahala tinggi dan dosa lebih berat bila dilakukan