Jakarta, Katakini.com - Gunung Rinjani, yang menjulang setinggi 3.726 meter di atas permukaan laut, merupakan gunung berapi aktif tertinggi kedua di Indonesia dan menjadi ikon pemandangan menakjubkan di Pulau Lombok.
Keindahan alamnya termasuk kaldera raksasa dengan Danau Segara Anak berwarna biru laut telah menarik ribuan pendaki, baik lokal maupun mancanegara, setiap tahunnya.
Selain pesonanya, Rinjani menyimpan mitos lokal, keanekaragaman hayati luar biasa, serta berbagai aktivitas geologi yang dinamis. Letusannya yang dahsyat pada tahun 1257 disebut oleh para ilmuwan sebagai salah satu penyebab penurunan suhu global pada abad ke-13.
Kini, Rinjani juga diakui secara internasional melalui penetapan sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark sejak 2018, sekaligus menyandang penghargaan dari Conservation International atas upayanya dalam konservasi dan pariwisata berkelanjutan .
Dengan ketinggian 3.726 m, Rinjani hanya kalah dibanding Gunung Kerinci, menjadikannya joang bertahan sekaligus target populer pendakian berat.
Rinjani memiliki kaldera seluas 6 × 8,5 km—rumah bagi Segara Anak dengan kedalaman mencapai ~200 m dan warna airnya yang menyerupai laut lepas.
Letusan purba Gunung Samalas (pendahulu Rinjani) pada 1257 termasuk yang terbesar dalam 2.000 tahun terakhir, sempat menyebabkan anomali iklim di dunia.
Di tengah kaldera tumbuh Gunung Barujari, anak gunung aktif yang pernah erupsi pada 1994, 2009, 2010, 2015, dan terakhir 2016, menunjukkan dinamika geologinya.
Dari hutan hujan tropis hingga sabana dan punggungan bebatuan, Rinjani adalah habitat berbagai flora dan fauna unik, termasuk edelweis, anggrek hitam, rusa, dan burung endemik seperti fungi burung hantu lokal.