Jakarta, Katakini.com - Televisi dan sepak bola kini menjadi dua hal yang sulit dipisahkan. Hampir semua turnamen besar ditonton oleh miliaran pemirsa di berbagai belahan dunia lewat layar kaca.
Namun, sebelum dunia mengenal siaran digital dan jaringan satelit global, momen awal pertandingan sepak bola yang disiarkan langsung justru berlangsung dalam suasana yang sangat sederhana.
Tepatnya pada April 1937, BBC Television Service di Inggris menyiarkan laga antara Arsenal dan tim cadangannya di stadion Highbury. Saat itu, teknologi penyiaran masih sangat terbatas—gambar hanya hitam-putih, dengan jangkauan hanya beberapa rumah tangga di area London.
Walau minim fasilitas dan hanya menggunakan dua kamera tetap, siaran perdana ini menjadi titik mula sejarah baru dalam penyiaran olahraga. Tidak ada komentator, tidak ada grafik digital, hanya visual permainan secara langsung.
Meski begitu, eksperimen ini sukses menarik perhatian dan menjadi landasan perkembangan selanjutnya.
Selang dua tahun, Piala Dunia 1938 di Prancis mulai merekam pertandingan internasional meski belum disiarkan luas. Momen ini menandai langkah awal FIFA dan penyiar global untuk menjadikan sepak bola tontonan lintas negara.
Perkembangan televisi kian cepat setelah Perang Dunia II. Final Piala Dunia 1954 di Swiss menjadi salah satu laga yang disiarkan secara internasional. Warga Eropa mulai menikmati pertandingan dari rumah, menumbuhkan rasa kebangsaan lewat layar.
Lompatan besar terjadi pada 1966 saat final Piala Dunia di Wembley—yang mempertemukan Inggris dan Jerman—ditonton lebih dari 30 juta warga Inggris. Ini menjadi bukti nyata bahwa televisi mampu menghidupkan atmosfer stadion di ruang keluarga.
Kemajuan teknologi siaran pun terus berkembang. Tayangan berwarna mulai diterapkan, jumlah kamera ditambah, dan fitur replay instan diperkenalkan. Tokoh-tokoh legendaris seperti Pelé, Diego Maradona, hingga Cristiano Ronaldo, menjadi ikon global berkat eksposur televisi.
Saat ini, siaran sepak bola telah menjadi industri bernilai triliunan rupiah. Hak siar dijual dengan harga fantastis dan menjadi sumber pendapatan utama bagi banyak klub.
Semua kemajuan ini bermula dari satu siaran sederhana di Highbury, yang kini tercatat sebagai bab pertama dalam sejarah penyiaran sepak bola dunia.