JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 10 Tahun 2025 tentang Pengadaan dan Pengelolaan Jagung Dalam Negeri serta Penyaluran Cadangan Jagung Pemerintah (CJP). Inpres ini diterbitkan guna memperkuat ketahanan pangan nasional dan mendukung pencapaian swasembada jagung.
Melalui Inpres tersebut, ditetapkan bahwa target pengadaan jagung pipilan kering yang bersumber dari dalam negeri untuk tahun 2025 sebesar 1 juta ton, dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 5.500 per kilogram (kg) dengan kadar air 18 sampai 20 persen.
Pelaksanaan pengadaan tersebut oleh Perum Bulog berdasarkan penugasan dari Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA). Inpres juga meminta Bulog melakukan pengolahan jagung hasil serapan menjadi sesuai standar kualitas CJP.
Dalam pernyataan resminya, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa langkah strategis pemerintah melalui Inpres 10 Tahun 2025 ini merupakan bentuk konkret dari upaya stabilisasi harga sekaligus perlindungan terhadap petani jagung. Terlebih, Presiden Prabowo sudah mengarahkan agar Indonesia ke depannya dapat pula menjadi lumbung pangan dunia.
"Tentu kita patut bersyukur karena produksi jagung dalam negeri terus meningkat pesat. Bahkan kita sudah mulai dapat ekspor jagung. Ini karena visi Presiden Prabowo tidak hanya swasembada saja, tapi Indonesia harus mampu jadi lumbung pangan dunia," ucap Arief di Jakarta, Senin (23/6/2025).
Terkait itu, dalam pidato Presiden Prabowo pada St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Rusia (20/6/2025), komoditas jagung termasuk yang ditargetkan dapat mencapai swasembada, sehingga dapat menjadi andalan ekspor Indonesia.
"Saya sangat yakin bahwa kita (Indonesia) akan mencapai tujuan kita dalam beberapa tahun. Saya telah menetapkan targetnya 4 tahun swasembada pangan dan (ternyata) bahwa Indonesia bisa swasembada pangan dalam 1 tahun ini. (Selanjutnya) kita akan mencapainya dalam beberapa tahun ke depan, (menjadi) eksportir utama beras dan jagung," ucap Presiden Prabowo Subianto.
Adapun serapan jagung dalam negeri oleh Bulog per 20 Juni 2025 telah mencapai 50.490,03 ton. Upaya percepatan terus dilakukan di berbagai wilayah penghasil jagung melalui kolaborasi aktif dengan Bulog, dinas pangan provinsi serta kabupaten/kota.
Dengan penguatan cadangan yang andal dan sistem distribusi yang tertata, ketahanan pangan nasional diharapkan semakin kokoh di tengah tantangan iklim dan dinamika pasar global. Upaya pencapaian swasembada jagung ini mendapat dukungan penuh dari lintas kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, hingga TNI dan Polri.
NFA sendiri diberikan peran sentral dalam penyelenggaraan CJP. Tugas tersebut mencakup perencanaan anggaran, penetapan harga pembelian dan standar mutu, penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan, hingga pemberian penugasan kepada Bulog dalam pengadaan, pengelolaan, dan penyaluran jagung.
Selain itu, NFA juga bertanggung jawab dalam penyusunan mekanisme kompensasi serta koordinasi lintas kementerian untuk menjamin kelancaran pelaksanaan program secara menyeluruh. Langkah ini menjadi bagian integral dalam membangun ketahanan pangan nasional yang mandiri dan berkelanjutan.