Jakarta, Katakini.com - Peradaban Islam di Persia bukan hanya dikenal lewat arsitektur megah dan puisi yang indah, tetapi juga melalui jejak ilmu pengetahuan yang mendunia.
Pada masa keemasan Islam, para ilmuwan Persia berperan penting dalam membangun dasar-dasar ilmu pengetahuan modern yang masih digunakan hingga kini, yang meliputi bidang kedokteran, matematika, astronomi, filsafat, hingga kimia.
Lahir di kawasan yang kini dikenal sebagai Iran dan sekitarnya, para cendekiawan ini menulis dalam bahasa Arab dan bahasa Persia ke dalam karya-karya mereka.
Ibnu Sina lahir di Afsyanah, dekat Bukhara (sekarang Uzbekistan) pada tahun 980 M. Ia dikenal sebagai tokoh paling berpengaruh dalam bidang kedokteran, filsafat, dan logika.
Sejak usia belia, ia telah menguasai Al-Qur`an dan ilmu-ilmu rasional. Karya monumentalnya adalah Al-Qanun fi al-Tibb (The Canon of Medicine), yang selama berabad-abad menjadi referensi utama di sekolah kedokteran Timur dan Barat.
Selain itu, ia juga menulis Kitab al-Shifa, ensiklopedia besar yang mencakup logika, ilmu alam, matematika, dan metafisika.
Lahir sekitar tahun 872 M di Farab (wilayah Turkestan, sekarang Kazakhstan), Al-Farabi dianggap sebagai penerus pemikiran Yunani dalam dunia Islam.
Ia dikenal sebagai "Guru Kedua" setelah Aristoteles karena keberhasilannya menjembatani filsafat klasik dengan pemikiran Islam.
Karya terkenalnya adalah Al-Madina al-Fadilah (Negara Utama), yang membahas teori politik dan etika. Ia juga ahli dalam musik, logika, dan psikologi.
Muhammad ibn Musa al-Khwarizmi lahir sekitar tahun 780 M di Khwarizm (kini Uzbekistan bagian Iran kuno). Ia dikenal luas sebagai penemu dasar-dasar aljabar.
Karyanya yang paling berpengaruh adalah Al-Kitab al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabala, dari mana istilah "aljabar" berasal.
Bukunya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan menjadi dasar pengajaran matematika di Eropa selama ratusan tahun. Selain itu, ia juga memberikan kontribusi besar dalam astronomi dan geografi.
Abu Bakr Muhammad ibn Zakariya al-Razi lahir di Ray, Iran, pada tahun 865 M. Ia adalah seorang dokter, filsuf, dan alkemis (ahli kimia awal). Salah satu pencapaiannya adalah mengenali perbedaan antara cacar dan campak, yang ia tulis dalam buku Kitab al-Jadari wa al-Hasbah.
Ia juga menulis Al-Hawi, ensiklopedia medis besar yang mencakup pengalaman praktik klinisnya. Al-Razi termasuk ilmuwan awal yang mendukung eksperimen ilmiah dan metode observasi klinis.
Omar Khayyam lahir di Nishapur, Persia, pada tahun 1048 M. Ia dikenal sebagai penyair yang menulis Rubaiyat, kumpulan puisi empat baris yang mendalam dan filosofis.
Namun di luar sastra, ia adalah matematikawan jenius yang mengembangkan teori bilangan dan memperbaiki kalender Persia melalui observatorium di Isfahan. Karyanya dalam aljabar membahas solusi persamaan kubik, yang sangat berpengaruh dalam matematika modern.