Jakarta, Katakini.com - Sejak diterapkan pada 2011, Iron Dome telah menjadi ujung tombak pertahanan udara Israel terhadap ancaman misil jarak pendek, peluru artileri, dan mortir.
Sistem ini melindungi wilayah sipil Israel, terutama di kota dan pemukiman, dengan tingkat keberhasilan intercept yang diklaim mendekati 90%.
Irone Dome mengombinasikan radar canggih, pusat komando dan kontrol (BMC), serta peluncur roket interceptor Tamir. Radar EL/M‑2084 mendeteksi peluncuran misil musuh hingga jarak 70 km, mengukur lintasannya, dan menghitung potensi lokasi tumbangnya.
Hanya ketika diprediksi akan menabrak kawasan pemukiman, interceptor diluncurkan. Interceptor Tamir sekitar 3 m panjang dengan diameter 16 cm dan berat peluncuran 90 kg.
Menggunakan kepala pencari radar aktif serta kemudi manuver tinggi, Tamir mendekati sasaran dan meledakkan warhead fragmen di dekat misil musuh dan menetralisirnya di udara.
Selain itu, Iron Dome bukan melontarkan interceptor untuk semua peluru yang masuk, melainkan menghitung terlebih dahulu apakah rudal atau roket tersebut akan menghantam daerah padat atau vital. Bila tidak, sistem mengabaikannya guna menghemat biaya dan stok interceptor .
Spesifikasi dan Kinerja
Setiap baterai Iron Dome terdiri dari radar EL/M‑2084, unit komando, dan tiga hingga empat peluncur—masing-masing menampung hingga 20 misil Tamir, satu baterai mampu melindungi area seluas 150 km² .
Roket interceptor Tamir memiliki kecepatan Mach 2.2 dan dilengkapi proximity fuze. Warhead peledaknya cukup untuk menghancurkan target dalam radius sekitar hitungan meter, memastikan fragmen menetralisir ancaman secara efektif.
Dibangun dengan gedung modular di atas kendaraan taktis, baterai Iron Dome dijuluki “mobile all‑weather system” sebab bisa merespons siang dan malam serta kondisi cuaca ekstrem seperti debu, kabut, atau hujan.
Kemampuan Salvo Intercept dan Integrasi Multilapis
Iron Dome mampu menembakkan beberapa interceptor dalam satu waktu untuk menangani beberapa ancaman simultan. This salvo interception ensures each incoming projectile could be addressed simultaneously—critical in sustained skirmishes.
Iron Dome beroperasi sebagai lapis pertama dalam sistem pertahanan berlapis Israel, didukung oleh David’s Sling untuk ancaman menengah dan Arrow (Arrow‑2/Arrow‑3) untuk serangan balistik jarak jauh .
Biaya dan Tantangan Operasional
Setiap peluncuran interceptor diperkirakan sekitar US$ 50.000 hingga 150.000, sedangkan harga satu baterai mencapai sekitar US$ 50 juta. Meskipun efektivitasnya sangat tinggi, biaya operasional tetap menjadi aspek yang serius untuk dipertimbangkan dalam penggunaan berkelanjutan.
Kelemahan dan Tekanan Eskalasi Terbaru
Dengan meningkatnya ancaman rudal hipersonik dari Iran dan peluru dari banyak arah, Iron Dome terkadang kewalahan. Insiden pada Operasi True Promise 3 menunjukkan beberapa interceptor mampu ditembus, menimbulkan keraguan terhadap keandalannya di bawah serangan masif.