• Bisnis

NFA Ajak Siswa Berperan Aktif Cegah Pemborosan Pangan

Eko Budhiarto | Jum'at, 13/06/2025 07:32 WIB
NFA Ajak Siswa Berperan Aktif Cegah Pemborosan Pangan Direktur Kewaspadaan Pangan NFA, Nita Yulianis saat menjadi keynote speech “Pelatihan Pahlawan Pangan/Food Defender Kota Cirebon” di Kota Cirebon, Kamis (12/6/2025). (foto:NFA)

CIREBON - Stop Boros Pangan terus digaungkan oleh Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) sebagai upaya pencegahan sisa pangan/food waste serta mengubah perilaku masyarakat khususnya generasi muda, untuk menumbuhkan perilaku menghargai makanan dengan tidak menyia-nyiakan pangan.

“Sampah makanan saat ini menjadi tantangan yang nyata, FAO juga menyebutkan secara global 1,3 miliar ton makanan terbuang setiap tahunnya dan itu setara dengan 1/3 makanan yang diproduksi untuk konsumsi dunia.” papar Direktur Kewaspadaan Pangan NFA, Nita Yulianis saat menjadi keynote speech “Pelatihan Pahlawan Pangan/Food Defender Kota Cirebon” di Kota Cirebon, Kamis (12/6/2025).

“Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah sampah makanan yang cukup tinggi, berdasarkan kajian Sisa dan Susut Pangan (SSP) Bappenas timbulan sampah makanan mencapai 23 hingga 48 juta ton per tahun.” lanjutnya.

Nita memaparkan bahwa timbulan SSP berasal dari 5 tahap rantai pasok yaitu tahapan produksi, pasca panen dan penyimpanan, proses dan pengemasan, distribusi dan pemasaran, serta konsumsi.

“Tahapan konsumsi merupakan titik kritis nya karena sampah makanan terbesar ada pada tahap ini, sekitar 5-19 juta ton/tahun yang apabila bisa diselamatkan dapat memberi makan 62-125 juta orang” tuturnya.

Sampah makanan tidak hanya mengakibatkan kerugian pada sektor ekonomi namun juga berpengaruh terhadap lingkungan.

“Perlu untuk diketahui juga ternyata sisa makanan yang terbuang itu bisa menjadi boomerang tersendiri bagi lingkungan kita, karena akan menghasilkan gas metana yang menyebabkan efek rumah kaca. Sehingga berkontribusi terjadinya perubahan iklim yang menyebabkan bumi akan semakin panas," tegas Nita.

“Jadi mulai saat ini Stop Boros Pangan harus dijadikan budaya dan itu dimulai semenjak dini, peran adik-adik sangat penting dalam mendorong dan menumbuhkan kesadaran perilaku stop boros pangan untuk mencegah sisa pangan. Apalagi sebagai penerima Makan Bergizi Gratis, tolong dihabiskan ya makanannya jangan sampai ada yang terbuang," kata Nita.

Nita mengajak para siswa yang hadir untuk bisa mengambil peran sebagai agen perubahan didalam upaya penyelamatan pangan.

“Kami berharap adik-adik semua mensosialisasikan Stop Boros Pangan ini ke lingkungannya dimulai dari diri sendiri. Mari mulai dari langkah kecil, ambil makanan secukupnya, habiskan tanpa sisa, karena makanan bukan untuk disia-siakan.” ungkapnya.

Menutup paparannya, Nita memberikan apresiasi kepada Kota Cirebon dalam menindaklanjuti upaya menggiatkan Stop Boros Pangan melalui terbitnya SE Walikota tentang Gerakan Selamatkan Pangan, salahsatunya melalui inisiasi Pahlawan Pangan/Food Defender kepada siswa siswi SMP.

Sementara itu Kepala NFA Arief Prasetyo Adi di berbagai kesempatan sering mengajak para masyarakat untuk tidak membuang-buang makanan.

“Mari kita membiasakan untuk tidak membuang-buang makanan yang ada di meja makan, kosongkan piring dan habiskan makanan yang ada,” ajaknya.

“Makanan bukan hanya soal nutrisi, namun merupakan kerja keras petani dan nelayan. Setiap butir nasi yang terbuang artinya kita menyia-nyiakan sumber daya alam, tenaga kerja, dan biaya produksi yang besar. Kita perlu mengubahnya, khususnya di kalangan generasi muda sebagai agen perubahan masa depan,” sambung Arief.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Cirebon, Elmi Masruroh saat membuka acara menyebutkan pelatihan ini untuk mendukung upaya penyelamatan pangan serta meningkatkan kesadaran dan peran generasi muda sebagai agen perubahan (agent of change) pada penguatan ketahanan pangan keluarga dan masyarakat.

“Ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting, tetapi masih banyak perilaku pemborosan pangan yang dilakukan. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan perilaku serta pemikiran sejak dini kepada anak usia sekolah bahwa makanan harus dihabiskan sehingga tidak mubazir.” ucap Elmi.

“Setelah ini diharapkan adik-adik semua diharapkan dapat menularkan ilmu dari pelatihan yag nanti diberikan kepada teman-temannya bahwa makanan itu harus dihabiskan” lanjut Elmi.

Kegiatan yang dilaksanakan di Kantor Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Cirebon ini dihadiri oleh pejabat lingkup DKP3 Kota Cirebon, beberapa perwakilan sekolah lingkup Kota Cirebon yang telah menerima program MBG seperti SMP 1, SMP 4, SMP Veteran, SMP Telekomunikasi Sekar Kemuning, serta Kepala perwakilan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Cirebon.