Konektivitas Internet di Wilayah 3T Bentuk Keadilan Sosial

Budi Wiryawan | Jum'at, 13/06/2025 04:05 WIB
Konektivitas Internet di Wilayah 3T Bentuk Keadilan Sosial Ikon kunci, menandakan koneksi Internet terenkripsi, terlihat di browser Internet Explorer dalam ilustrasi foto 15 April 2014. Foto: Reuters

JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyebutkan kehadiran konektivitas internet di wilayah terdepan, terluar, tertinggal (3T) adalah bentuk nyata keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia.

“Transformasi digital tidak mungkin terjadi tanpa konektivitas yang baik. Presiden Prabowo Subianto dalam visi besarnya, juga menegaskan bahwa layanan-layanan publik akan dilakukan secara digital. Dan karena itu, kita perlu persiapkan sampai ke pelosok hingga pos di perbatasan untuk bisa terkoneksi,” kata Meutya dari Kantor Kementerian Komidigi, Jakarta, Kamis (12/6/2025).

Meutya menyapa siswa SD Inpres 9 Halmahera Barat melalui panggilan video yang terhubung dengan internet dari program BAKTI AKSI sekaligus menandai perluasan pembangunan Base Transceiver Station (BTS) untuk wilayah Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur.

Menkomdigi dalam panggilan video tersebut menjelaskan salah satu tantangan pembangunan infrastruktur digital di Indonesia ialah kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang sangat luas dengan lebih dari 17 ribu pulau serta jumlah penduduk yang besar

Pemerataan akses telekomunikasi tidak hanya tentang membangun infrastruktur, tapi, juga soal menjaga kualitas konektivitas pada masa depan. Upaya itu memerlukan waktu dan usaha konsisten agar keadilan sosial khususnya terkait konektivitas internet bisa tercapai.

Selain menjelaskan upaya pemerintah dalam menghadirkan layanan internet hingga ke pelosok-pelosok di Indonesia, Meutya Hafid tak lupa menyapa dan berdialog langsung dengan pelajar dan tenaga pendidik di tiga provinsi tersebut.

Da berpesan agar kehadiran internet di tiga provinsi tersebut bisa dibarengi juga dengan literasi digital yang baik untuk setiap masyarakat yang mengaksesnya sehingga internet bisa digunakan untuk kegiatan produktif dan positif.

“Banyak masyarakat ketika infrastruktur turun, belum tahu bagaimana pemanfaatan internet yang baik sehingga kemudian jadi terpapar kepada konten-konten negatif. Jadi, saya harapkan agar menggunakan internet dengan baik,” kata Meutya Hafid.(ant)