• Sport

Beep Test, Latihan yang Sering Membuat Pemain Sepak Bola Terkapar

Vaza Diva | Senin, 09/06/2025 15:15 WIB
Beep Test, Latihan yang Sering Membuat Pemain Sepak Bola Terkapar Ilustrasi - pemain menjalani latihan beep test (Foto: Science for Sport)

Jakarta, Katakini.com - Dalam dunia sepak bola profesional, ada satu jenis latihan yang sering membuat pemain kelelahan, jatuh tersungkur, bahkan muntah di lapangan. Latihan tersebut dikenal dengan nama beep test.

Meskipun tampaknya sederhana dengan berlari bolak-balik sejauh 20 meter mengikuti bunyi "beep". latihan ini memberikan dampak yang sangat besar terhadap daya tahan tubuh pemain.

Beep test, yang juga disebut Multistage Fitness Test (MSFT), pertama kali digunakan pada tahun 1980-an untuk mengukur kapasitas aerobik atau VO₂ max pemain.

Selama tes, bunyi "beep" akan terdengar semakin cepat, memaksa pemain untuk berlari dengan kecepatan yang lebih tinggi hingga mereka tidak mampu lagi mengikuti irama.

Latihan ini sering diterapkan dalam sesi pramusim klub sepak bola, bertujuan tidak hanya untuk mengukur kebugaran dasar, tetapi juga sebagai indikator kesiapan fisik pemain dalam menghadapi tuntutan pertandingan yang berlangsung selama 90 menit.

Beberapa klub besar seperti Manchester United, Juventus, serta tim nasional Inggris dan Australia menggunakan beep test sebagai bagian dari evaluasi kebugaran pemain mereka.

Pelatih fisik seringkali memanfaatkan hasil tes ini untuk merancang program latihan yang sesuai dengan kondisi fisik tiap pemain. Pemain dengan skor rendah biasanya diberi latihan tambahan, sementara yang mencatat skor tinggi biasanya dianggap memiliki daya tahan yang baik.

Menurut FIFA Training Centre, tinggi rendahnya angka VO₂ max sangat berhubungan dengan kemampuan bertahan dalam pertandingan yang intens. Namun, tantangan terbesar dari beep test bukan hanya fisik, tetapi juga mental.

Ketika level tes semakin meningkat, banyak pemain yang mulai kehilangan konsentrasi dan merasa tertekan dengan kecepatan irama, hingga akhirnya menyerah, bukan karena fisiknya tidak mampu, tetapi karena tekanan psikologis yang mengalahkan mereka.

Media Inggris mencatat bahwa banyak pemain muda di akademi Liga Premier yang tumbang saat mengikuti tes ini. Dalam beberapa situasi, pelatih sengaja menjadikan beep test sebagai latihan terakhir agar pemain benar-benar "teruji" habis-habisan.

Hal ini menggambarkan bagaimana tes ini juga menjadi alat untuk membentuk karakter sekaligus sebagai seleksi alam di dunia sepak bola. Beep test kini juga diterapkan di beberapa klub Liga 1 Indonesia sebagai bagian dari pemusatan latihan.

Banyak tim pelatih yang menetapkan skor minimum bagi pemain utama sebagai syarat untuk tampil dalam laga resmi. Beberapa klub bahkan mengumumkan hasil tes tersebut untuk memberikan motivasi serta transparansi bagi pemain muda.

Meski terlihat sederhana, beep test sebenarnya adalah ujian komprehensif yang mengukur fisik, mental, dan komitmen pemain terhadap performa.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak yang mengatakan bahwa tes ini bukan soal siapa yang tercepat, melainkan siapa yang paling mampu bertahan. Dalam sepak bola, daya tahan fisik bisa menjadi pembeda utama.