• Sport

Psikologis Pemain Dibalik Adu Penalti dalam Sepak Bola

Vaza Diva | Sabtu, 07/06/2025 10:01 WIB
Psikologis Pemain Dibalik Adu Penalti dalam Sepak Bola Ilustrasi - Pemain Real Sociedad Brais Mendez mencetak gol dari titik penalti (foto: REUTERS)

Jakarta, Katakini.com - Adu penalti sering kali dianggap sebagai keberuntungan dalam sepak bola. Namun, penelitian mengungkapkan bahwa tekanan psikologis mempengaruhi hasil adu penalti secara signifikan.

Meskipun tingkat keberhasilan penalti selama waktu normal mencapai sekitar 85 persen, angka ini turun menjadi sekitar 76 persen saat memasuki adu penalti.

Studi psikolog Geir Jordet menunjukkan bahwa pemain yang segera mengeksekusi penalti setelah peluit wasit lebih cenderung gagal. Sebaliknya, pemain yang mengambil waktu untuk menenangkan diri dan mengikuti rutinitas pribadi memiliki peluang sukses lebih tinggi.

Menariknya, tekanan situasional juga mempengaruhi hasil penalti. Ketika pemain memiliki kesempatan untuk memenangkan pertandingan dengan satu tendangan, tingkat keberhasilan melonjak hingga 92 persen. Namun, jika penalti tersebut harus dicetak untuk menghindari kekalahan langsung, tingkat keberhasilan turun drastis menjadi di bawah 60 persen.

Fenomena kesalahan ironis juga berperan. Pemain yang terlalu fokus menghindari kesalahan justru lebih mungkin melakukannya. Tekanan tinggi dapat menyebabkan otak pemain terlalu waspada terhadap kemungkinan kegagalan, yang pada akhirnya mengganggu konsentrasi dan eksekusi.

Kiper juga memainkan peran penting dalam adu penalti. Emiliano Martínez di bawah mistar gawang Argentina dikenal menggunakan taktik psikologis untuk mengganggu konsentrasi penendang lawan, seperti berbicara atau melakukan gerakan tertentu sebelum tendangan dilakukan.

Secara keseluruhan, adu penalti bukanlah sekadar soal teknik, tetapi juga pertarungan mental. Persiapan psikologis, rutinitas yang konsisten, dan kemampuan mengelola tekanan menjadi kunci sukses dalam situasi ini.