Jakarta, Jurnas.com - Antartika, atau yang sering disebut Kutub Selatan, adalah benua yang tertutup es di ujung selatan planet kita. Daerah ini kerap kali menjadi bahan cerita dan mitos yang beredar luas.
Karena lokasinya yang terpencil dan kondisi alamnya yang sangat ekstrem, banyak orang memiliki pandangan yang salah tentang Antartika. Namun, sejumlah mitos yang beredar tentang benua ini sebenarnya tidak mencerminkan kenyataan yang sesungguhnya.
Banyak yang menganggap Antartika kosong dan tidak memiliki kehidupan. Faktanya, meskipun iklimnya sangat keras, Antartika tetap menjadi rumah bagi berbagai spesies unik.
Sejumlah hewan seperti penguin, anjing laut, dan berbagai jenis burung laut berhasil beradaptasi dengan lingkungan yang membekukan ini. Bahkan, di bawah esnya, ada kehidupan mikroba yang luar biasa.
Salah! Antartika memiliki pegunungan, lembah kering tanpa es seperti Lembah Kering McMurdo, dan bahkan danau yang tersembunyi di bawah lapisan es, seperti Danau Vostok. Benua ini jauh lebih kompleks daripada sekadar padang es.
Antarika memang tidak memiliki penduduk tetap, tetapi setiap tahunnya ribuan ilmuwan dari berbagai negara tinggal di stasiun riset di sini. Mereka melakukan penelitian tentang iklim, biologi, geologi, dan berbagai bidang lain yang penting untuk memahami bumi.
Ada kepercayaan bahwa Antartika sepenuhnya milik satu negara. Padahal, Antartika diatur oleh Traktat Antartika, sebuah kesepakatan internasional yang ditandatangani tahun 1959.
Traktat ini menyatakan bahwa benua tersebut hanya boleh digunakan untuk tujuan damai dan penelitian ilmiah, serta melarang aktivitas militer.
Banyak film dan teori konspirasi menggambarkan Antartika sebagai tempat rahasia untuk pangkalan alien atau eksperimen rahasia. Meski menarik sebagai hiburan, hingga kini tidak ada bukti ilmiah yang mendukung adanya aktivitas semacam ini. Yang ada hanyalah ilmuwan yang sibuk mengamati perubahan iklim dan kehidupan ekstrem.
Sebagian orang percaya bahwa Antartika adalah sumber cadangan minyak dan mineral besar yang akan segera dieksploitasi. Sayangnya, berdasarkan Protokol Lingkungan Traktat Antartika, eksplorasi sumber daya mineral di wilayah ini dilarang untuk melindungi ekosistemnya yang rentan.