Jakarta, Katakini.com - Sepak bola sering dianggap sebagai sarana efektif untuk mengurangi stres, namun manfaatnya jauh lebih dalam, termasuk sebagai terapi bagi mereka yang mengalami luka psikologis. Dalam beberapa tahun terakhir, olahraga yang digemari jutaan orang ini mulai digunakan sebagai bagian dari metode pemulihan untuk penderita trauma berat dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Fenomena ini bukan sekadar klaim emosional tanpa dasar. Berbagai studi ilmiah dan laporan kesehatan menunjukkan dampak positif signifikan sepak bola dalam membantu penyintas trauma mengembalikan rasa percaya diri, membangun hubungan sosial, dan menemukan kembali rutinitas hidup.
Melalui aktivitas bersama yang ritmis dan menyenangkan, sepak bola menciptakan ruang aman untuk proses penyembuhan psikologis. Sebuah penelitian di Inggris yang melibatkan organisasi Freedom from Torture dan klub Arsenal FC menegaskan bahwa peserta program mengalami pengurangan gejala kecemasan dan isolasi setelah mengikuti sesi sepak bola dengan pendekatan sensitif terhadap trauma.
Dalam buku The Body Keeps the Score karya Dr. Bessel van der Kolk, dijelaskan bahwa gerakan ritmis dan kolaborasi tim dalam sepak bola dapat mengaktifkan bagian otak yang “terbeku” akibat trauma. Hal ini penting dalam memulihkan hubungan antara tubuh dan emosi bagi para penderita PTSD.
Jurnal PLOS Mental Health tahun 2024 mengangkat wawancara dengan sejumlah terapis di Inggris yang mengintegrasikan olahraga, termasuk sepak bola, dalam penanganan pasien PTSD. Olahraga membantu menyalurkan energi, mengatur pernapasan, memperkuat struktur harian, serta membangun kepercayaan diri pasien.
Pendekatan ini juga diterapkan di berbagai negara, seperti program Futebol de Rua di Brasil yang memberi ruang aman bagi anak-anak jalanan dan korban kekerasan untuk bermain dan belajar mengendalikan emosi. Di kamp pengungsi di Suriah, Uganda, dan Palestina, turnamen sepak bola komunitas menjadi simbol harapan dan pemulihan jiwa.
Di Eropa Barat dan Amerika Serikat, sepak bola menjadi jembatan sosial bagi veteran perang dan korban kekerasan seksual, dengan pelatih yang mengerti psikologi trauma memfasilitasi perubahan dari rasa takut menjadi keberanian.
Meski begitu, para ahli menegaskan bahwa penyembuhan trauma adalah proses yang kompleks dan personal. Sepak bola bukan obat ajaib, tetapi terbukti menjadi media efektif bagi banyak penyintas untuk menata kembali hidupnya secara bermakna dan penuh harapan.