Jakarta, Katakini.com - Para penggemar sepak bola Eropa mungkin pernah memperhatikan kemiripan nama-nama pemain asal Kroasia yang kerap berakhiran dengan sufiks -ić. Contohnya seperti Luka Modrić, Mateo Kovačić, hingga Marcelo Brozović. Kenapa hampir semua nama pemain Kroasia memiliki akhiran serupa?

Fenomena ini bukan kebetulan semata, melainkan berakar pada sejarah dan tradisi linguistik wilayah Balkan, khususnya budaya Slavia Selatan. Akhiran -ić adalah patronimik yang menunjukkan bahwa seseorang merupakan keturunan atau anak dari nama orang lain. Misalnya, Modrić berarti anak dari Modar, dan Kovačić artinya anak dari Kovač.

Konsep patronimik tidak hanya ditemukan di Kroasia, tetapi juga di budaya lain seperti akhiran -son dalam nama Inggris (contoh: Johnson berarti anak dari John) atau -ez dalam bahasa Spanyol (misal González berarti anak dari Gonzalo).

Namun, di Kroasia pola ini sangat dominan. Berdasarkan data dari Croatian Bureau of Statistics, sekitar 70% penduduk Kroasia memiliki nama keluarga yang berakhiran -ić. Ini menjadikan nama-nama pemain timnas Kroasia terasa kompak dan khas.

Penggunaan akhiran -ić sendiri berasal dari masa Kekaisaran Austro-Hungaria dan Kerajaan Yugoslavia, ketika pemerintah memperkenalkan sistem pencatatan nama keluarga berbasis patronimik untuk keperluan administratif, militer, dan perpajakan.

Tradisi patronimik ini juga ditemukan di negara-negara tetangga seperti Serbia, Bosnia, dan Montenegro. Namun Kroasia menjadi yang paling dikenal di kancah internasional, terutama lewat dunia sepak bola.

Bagi banyak pemain Kroasia, nama belakang yang berakhiran -ić bukan sekadar identitas keluarga, tapi juga lambang kebanggaan budaya dan sejarah bangsa. Dalam wawancara bersama UEFA, Luka Modrić pernah menyatakan bahwa nama tersebut adalah simbol karakter kuat dan warisan sejarah Kroasia yang dia banggakan. Itulah sebabnya banyak pemain muda Kroasia tetap mempertahankan tradisi nama ini dengan bangga.