Jakarta, Katakini.com - Dalam dunia sepak bola, tak banyak nama yang bisa mengguncang stadion hanya dengan keberadaannya di pinggir lapangan. Sir Alex Ferguson, mantan manajer legendaris Manchester United, adalah salah satu dari sedikit sosok tersebut.
Lebih dari dua dekade memimpin klub, Ferguson bukan hanya mencetak sejarah, tetapi juga menciptakan istilah yang masih menggema di telinga para penggemar dengan sebutan `Fergie Time`.
Fergie Time mengacu pada momen-momen krusial di menit-menit akhir pertandingan ketika Manchester United sering mencetak gol penentu kemenangan. Fenomena ini begitu sering terjadi selama masa kepemimpinan Ferguson, hingga publik mulai percaya bahwa wasit seolah-olah memberikan waktu tambahan yang menguntungkan bagi United. Padahal, lebih dari sekadar mitos, momen-momen tersebut adalah buah dari mentalitas pantang menyerah yang ditanamkan sang pelatih.
Julukan ini pertama kali mencuat pada 1990-an, ketika United berkali-kali membalikkan keadaan di menit akhir. Gol dramatis Ole Gunnar Solskjær dan Teddy Sheringham di final Liga Champions 1999 menjadi simbol tertinggi dari `Fergie Time`, gol yang datang di waktu tambahan dan mengubah hasil pertandingan secara drastis.
Di balik `Fergie Time` juga terdapat faktor-faktor seperti rotasi pemain yang cermat, stamina tinggi tim, dan pengaruh psikologis terhadap lawan yang kerap merasa tertekan di menit-menit akhir. Ferguson tahu cara memainkan bukan hanya pemainnya, tetapi juga atmosfer stadion dan tekanan mental terhadap lawan.
Sir Alex Ferguson pensiun pada 2013 setelah membawa Manchester United meraih 38 trofi, termasuk 13 gelar Liga Inggris dan dua Liga Champions. Meski telah lebih dari satu dekade berlalu, nama Ferguson masih dihormati di Old Trafford. Patungnya berdiri megah di luar stadion, dan `Fergie Time` tetap menjadi legenda yang hidup dalam ingatan para pendukung.
Kini, setiap kali Manchester United mencetak gol di waktu tambahan, para penggemar masih menyebutnya sebagai `Fergie Time`, sebuah penghormatan abadi bagi pelatih yang tak pernah menyerah sampai detik terakhir.