• News

Pendaftaran Diblokir, Mahasiswa Taiwan yang akan Kuliah di Harvard Cemas

Yati Maulana | Senin, 26/05/2025 14:05 WIB
Pendaftaran Diblokir, Mahasiswa Taiwan yang akan Kuliah di Harvard Cemas Yu-Hsuan Lin, 27, berpose untuk foto dengan topi dan hoodie Harvard di Taipei, Taiwan, 24 Mei 2025. REUTERS

TAIPEI - Dengan surat penerimaan di tangan, mahasiswa Taiwan Yu-hsuan Lin siap untuk kuliah di sekolah impiannya, Universitas Harvard, September ini.

Namun, keputusan pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk mencabut izin Universitas Harvard untuk menerima mahasiswa asing membuatnya merasa cemas dan tidak berdaya, kata Lin kepada Reuters di apartemennya di Taipei.

"Jalan menuju impian saya sebenarnya lebih sulit dan lebih berat dari yang saya duga. Ada begitu banyak ketidakpastian," katanya.

"Saya pikir saya bisa menerima semua perubahan yang terjadi selama ini sebagai apa yang telah kita lalui dalam setengah tahun terakhir. Namun, perubahan ini secara khusus (ditargetkan) pada mahasiswa internasional. Jadi saya merasa benar-benar terdampak olehnya. Dan itulah mengapa saya merasa agak cemas."

Keputusan tersebut menandai eskalasi signifikan kampanye pemerintahan Trump terhadap universitas elit Ivy League di Cambridge, Massachusetts.

Harvard menyebutnya sebagai "pelanggaran mencolok" terhadap Konstitusi AS dan undang-undang federal lainnya.

Seorang hakim AS memblokir sementara perintah pemerintah, tetapi perintah itu tidak memberikan kenyamanan bagi Lin yang belum menerima visanya.

"Saya pikir saya akan menunda studi saya di Harvard, karena mereka mengatakan itu salah satu kemungkinan, atau saya mungkin akan mendaftar untuk program magister di Eropa atau Inggris."

Kementerian pendidikan Taiwan mengatakan pihaknya memperkirakan 52 mahasiswa Taiwan akan terpengaruh oleh langkah pemerintah AS, Kantor Berita Pusat resmi pulau itu melaporkan.

Mahasiswa Taiwan lainnya, yang meminta identitasnya hanya disebutkan dengan nama depannya Vince, berencana untuk memulai studi kesehatan publiknya di Harvard tahun ini.

"Kami tentu merasa sangat gugup, dan merupakan impian bagi saya untuk datang dari kota kecil di Taiwan hingga ke Harvard," katanya.

"Saya pikir ini adalah yang terbaik yang dapat ditawarkan Amerika Serikat. Jadi, saya ingin memohon kepada presiden agar, mohon, saya berharap kemurahan hati yang berkelanjutan ini dapat dilanjutkan."