• News

Larangan Trump Bahayakan Kelanjutan Studi Calon Ratu Belgia di Harvard

Yati Maulana | Minggu, 25/05/2025 14:05 WIB
Larangan Trump Bahayakan Kelanjutan Studi Calon Ratu Belgia di Harvard Pangeran Felix dan Putri Elisabeth dari Belgia menghadiri perayaan ulang tahun ke-18 Pangeran Christian di Kastil Christiansborg di Kopenhagen, Denmark, 15 Oktober 2023. Foto via REUTERS

BRUSSELS - Putri Elisabeth, calon ratu Belgia berusia 23 tahun, baru saja menyelesaikan tahun pertamanya di Universitas Harvard. Tetapi larangan yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump terhadap mahasiswa asing yang belajar di sana dapat membahayakan kelanjutan studinya.

Pemerintahan Trump mencabut izin Universitas Harvard untuk menerima mahasiswa internasional pada hari Kamis. Hal itu memaksa mahasiswa asing saat ini untuk pindah ke sekolah lain atau kehilangan status hukum mereka di AS. Sementara Trump juga mengancam akan memperluas tindakan keras ke perguruan tinggi lain.

"Putri Elisabeth baru saja menyelesaikan tahun pertamanya. Dampak dari keputusan (pemerintahan Trump) akan semakin jelas dalam beberapa hari/minggu mendatang. Saat ini kami sedang menyelidiki situasi tersebut," kata juru bicara Istana Kerajaan Belgia, Lore Vandoorne.

"Saat ini kami sedang menganalisis hal ini dan akan membiarkan semuanya tenang. Masih banyak yang bisa terjadi dalam beberapa hari dan minggu mendatang," tambah direktur komunikasi Istana, Xavier Baert. Elisabeth mempelajari Kebijakan Publik di Harvard, program gelar magister dua tahun yang menurut situs web universitas tersebut memperluas perspektif mahasiswa dan mengasah keterampilan mereka untuk "karier yang sukses dalam pelayanan publik".

Putri tersebut adalah pewaris takhta Belgia, sebagai anak tertua dari empat bersaudara yang lahir dari pasangan Raja Philippe dan Ratu Mathilde. Sebelum kuliah di Harvard, ia memperoleh gelar dalam bidang sejarah dan politik dari Universitas Oxford di Inggris.

Harvard mengatakan pada hari Kamis bahwa tindakan yang dilakukan oleh pemerintahan Trump - yang memengaruhi ribuan mahasiswa - adalah ilegal dan merupakan tindakan pembalasan.